Selasa, 04 November 2008

Apakah Kita Sudah Bersyukur ?

If you think you have huge tension, look at them...


If you think your job is tough, how about him


If you think your salary is low, how about her?


If you think you don't have many friends, ask yourself if you have one sincere friend...as. .. this Dog..



You think, study is a burden, how about her?


When you feel like giving up, think of this man..


If you think you suffer in life, do you suffer as much as he does?


If you complain about your transport system, how about them?


If your society is unfair to you, how about her?


Always 'be positive'...... No Matter What!!!!


================================================== ============================================

UPDATE

Di saat kita kecil dimanja dan di sayang,
manjakah mereka?



kita sering mengeluh tentang makanan disaat ia sedang membayangkan makan happy meal


Masihkah Kita berfikir untuk membentak ibu kita?

bersyukurlah dengan apa yang kita dapat saat ini

Senin, 20 Oktober 2008

SANG MAESTRO



disuatu acara lelang ada sebuah piano tua dilelang. sebuah piano tua
berdebu dan kelihatan sekali tak terawat disodorkan didepan para
hadirin peserta lelang. seorang petugas membuka penawaran Rp
10.000.000. tak seorang pun bergeming melakukan penawaran. petugas
lelang pun menurunkan nominal menjadi Rp 9.000.000. masih sama dengan
sebelumnya, tak seorang pun berminat untuk melakukan penawaran. Rp
8.000.000 turun lagi Rp 7.000.000, hingga ditawarkan Rp 1.000.000 pun
tak ada yg minat.

tiba2 dari kerumunan peserta lelang seorang
kakek2 mendekati piano. tanpa sepatah kata pun sang kakek beberapa kali
mengibaskan sapu tangan ke piano hingga beterbangan debu2 yg menempel.
dg perlahan si kakek membuka tutup piano dan mengambil posisi duduk.
sejurus kemudian jari jemari kakek tua sudah menari nari di atas piano
diiringi sebuah lagu yg keluar dari suara merdu kakek.

perasaan
semua pengunjung terbawa alunan lagu yg dinyanyikan, begitu menyentuh,
begitu merdu, dan begitu indah membuat hadirin menjadi takjub. akhirnya
satu lagu berakhir diiringi dg tepuk tangan yg sangat meriah dari
seluruh hadirin.

Sejurus kemudian, si kakek bergaya bak petugas
lelang membuka penawaran atas piano tsb dg harga Rp 50 juta. para
hadirin berebut menawar... hingga apa yg terjadi? yup, piano tua itu
terjual dg harga tembus angka Rp 2 milyar.
*****

menurut
hemat saya begitulah kondisi anak-anak kita, siswa-siswa kita,
murid-murid kita, mahasiswa kita. mereka akan tetap menjadi seperti
'piano tua' sebelum tersentuh oleh tangan si kakek. tidak ada yg sudi
menawar walau ditawarkan dg harga yg sangat rendah. dan mereka akan
menjadi sangat bernilai ketika berada di tangan si kakek, yg telah
berhasil merubah performa mereka.

sekarang pertanyaannya, siapakah si kakek itu?
si kakek itu tidak lain adalah sang maestro dunia, dan itu adalah KITA!

what? KITA? KITA siapa??!!!
- kita para orang tua kandung mereka
- kita sang ibunda tercinta yg dg belaian kasih sayangnya memberi pendidikan terbaik buat si buah hati
- kita sang ayah dg kewibawaannya memberi teladan yg akan jd panutan hidup anak2 kita
-
kita para kyai, ustadz/ah guru ngajinya .... dg pengajarannya tanpa
pamrih telah menunjukkan kepada kita baik buruk dunia tuk bekal setelah
mati
- para bapak/ibu guru yg dengan tulus mendidik anak2 kita dg
setiap malamnya bermunajat mendoakan untuk keberhasilan anak didiknya.

lalu, siapa lagi...?
saya
kira.... anda dan kita semua yg akan menjadi penerus jejak si kakek
tadi, kitalah sang maestro dunia itu... yg akan menjadikan mereka
anak-anak kita, anak-anak didik kita, para generasi muda akan menjadi
sangat bernilai tinggi yg akan memberi bobot dunia dengan kalimat
hak-NYA.

Kamis, 16 Oktober 2008

SENYUMLAH...


Al Hadist:
“Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar ma’ruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya adalah sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat adalah sedekah.” (Hadis Riwayat At Tirmizi dan Abu Dzar)

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi keluar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' di tempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.

Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. . Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka...

Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. .. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. . Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak2ku!"

Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu di antaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalu melambai2kan tangannya ke arah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.

Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini di tangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang di dekat saya di antaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Di akhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis di akhir paper saya. "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.

Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

Senin, 21 Juli 2008

62,7 Persen Siswi SMP Tak Perawan

Sebuah fenomena yang mencenggangkan tentang kisah para remaja di Jakarta, apakah ada yang salah dengan remaja ini atau mungkin dengan pola asuh orang tuanya mari kita simak sebuah berita dari sebuah Harian Warta Kota tanggal 20 Juli 2008 :
Dibanding tahun 2007, jumlah kasus pelanggaran atas hak anak di Indonesia dari Januari sampai Juni 2008 menunjukan peningkatan luar biasa dan belum ada efek jera.
Melihat kondisi yang semakin memprihatinkan itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mendesak pemerintah mencanangkan gerakan nasional perlindungan anak dari kekerasan.
”Pada Hari Anak 23 Juli nanti, kami juga mendorong pemerintah membentuk Kementrian Anak. Sebab, selama ini tidak ada instansi pemerintah yang secara khusus terintegrasi menangani kasus-kasus kekerasan terhadap anak,” ucap Seto Mulyadi, Ketua Umum Komnas PA, di kantornya di Jalan TB Simatupang No 33, Pasarrebo, Jakarta Timur, Jumat (18/7) siang.
Hasil survei yang dihimpun Komnas PA bersama 33 lembaga perlindungan anak provinsi dan kabupaten/kota pada periode Januari-Juni 2008 menunjukkan bahwa 93,7 persen remaja SMP dan SMA pernah ciuman, genital stimulation, sampai oral seks. Sebanyak 62,7 persen remaja SMP yang diteliti mengaku sudah tidak perawan, 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA mengaku pernah menonton film porno.
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak juga meningkat sangat drastis. Tahun 2007 tercatat ada 37 juta kasus pelanggaran atas hak anak, sedangkan di semester I tahun 2008 ini sudah ada 48 juta kasus kekerasan.
Pelanggaran itu antara lain anak korban kekerasan fisik dan psikis, korban kekerasan seksual, korban penculikan dan diperdagangkan, korban HIV/AIDS, korban penculikan, korban peredaran narkoba, korban iklan rokok, tidak mendapatkan akta kelahiran.
Masing-masing kasus pelanggaran hak anak itu rata-rata naik 48 persen. Misalnya, korban kekerasan fisik dan psikis tahun 2007 hanya 12.000 anak, sedangkan tahun 2008 (semester I) mencapai 21.872 anak. Jumlah korban kekerasan seksual ditahun 2007 hanya 6.250 anak, pertengahan 2008 mencapai 12.726 anak.
Arist Merdeka Sirait, Sekretaris Jenderal Komnas PA, menambahkan, jumlah kasus pelanggaran terhadap anak bukannya menurun melainkan meningkat. ”Artinya apa? Tindakan yang kami lakukan tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku,” tandasnya.
menurut hemat saya ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti baik oleh Pemerintah maupun para orang tua :
- Seorang Sosiolog dari Amerika Serikat pernah menyatakan bahwa Pornografi di dunia bagaikan gelombang tsunami setinggi 30 Meter yang ditahan dengan kedua belah tangan artinya mengahadapi pornografi bukanlah hal yang mudah membutuhkan urun tangan semua pihak dari keluarga sebagai strata sosial yang paling kecil sampai negara sebagai strata tertinggi.
- Tanamkan agama sejak dini
- tanamkam etika moral dari perilaku para orangtua kepada anak, disini orangtua menjadi panutan hendaknya menjadi contoh bagi anaknya
- Pola asuh yang demokratis dimana orangtua menjadi curahan hati para anak sehingga anak tidak mencari oranglain yang dikhawatirkan salah dalam mencurahkan isi hatinya.
- berikan ruang publik seluas-luasnya tentunya yang representatif, aman dan nyaman serta murah bahkan gratis agar semua warga masyarakat dapat menggunakan sehingga warga masyarakat dapat berkreatifitas dan berekreasi dengan keluarganya.
- memberikan sarana bagi remaja untuk mengungkapkan kreativitas dan inovasinya melalui berbagai kompetisi yang positif.
- wujudkan 20 % APBN untuk dana pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dimana sekolah merupakan ajang pendidikan yang berkualitas sehingga dikemudian hari terciptalah generasi muda yang berkualitas.

Kamis, 26 Juni 2008

Mengais Harapan dari Tumpukkan Sampah

ming-ming sedang mengais sampah Ming Ming Sari Nuryanti (Mahasiswi Universitas Pamulang) Menjadi Pemulung untuk membiayai kuliah dan melanjutkan hidupnya (REALITA edisi 17, 28 April – 11 Mei 2008)
Ming Ming Sari Nuryanti, Pangilannya Muna. Ia lahir di Jakarta, 28 April 1980 sebagai putri pertama dari tujuh bersaudara pasangan Syaepudin (45) dan pujiyati (42). Syaepudin, ayahnya, adalah seorang karyawan di sebuah tempat hiburan di daerah ancol, Jakarta Utara. Setiap hari ia mengumpulkan bola bowling . Sementara ibunya Pujiyati adalah seorang ibu rumah tangga sederhana. Lisa, adiknya yang pertama, duduk dibangku kelas 3 SMU Negeri I Rumpin. Melati, adiknya yang kedua, duduk dibangku kelas 2 di SMU yang sama. Kenny, adiknya yang ketiga, duduk dibangku kelas 6 SD Sukajaya. Sementara tiga adiknya yang lain juga masih sekolah disekolah yang sama. Romadon di kelas 5, Rohani di kelas 4 dan Mia di kelas 1.
Pada tahun 1994, dengan ekonomi yang pas-pasan Muna bersama keluarganya mengotrak rumah sangat sederhana di daerah Kosambi, Cengkareng. Orang tua muna menggeluti usaha rempeyek untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang memang hasilnya tidak menjanjikan. Disela kehidupan yang cukup prihatin, Muna, yang pada waktu itu masih berusia 4 tahun menunjukan potensi dirinya yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Dalam usia yang sedini ini, ia memaksa orang tuanya untuk memohon kepada kepala sekolah SDN 02 Kosambi agar menerimanya sebagai murid kelas 1. Hasilnya menggembirakan, ia tidak mengalami masalah dan bahkan dapat naik ke kelas 2 dengan hasil yang memuaskan.

keluarga ming-ming Saat Muna beranjak kelas dua, yaitu tahun 1996 Muna bersama keluarga hijrah ke daerah Bogor, Rumpin. keluarga mereka membuka usaha warung makanan dengan modal yang pas-pasan. Setahun berjalan, usaha itu bangkrut. Hingga untuk bisa bertahan hidup mereka hanya mengkonsumsi bubur atau singkong. Hal itu berlanjut hingga lima tahun.
Suatu hari, ada seorang teman ayah Muna yang memberitahu bahwa gelas dan botol bekas air mineral dapat dijadikan uang . Saat itu juga serentak seluruh keluarga mengumpulkan gelas dan botol bekas air mineral. Hampir setiap hari keluarga mereka berbondong-bondong keluar sambil membawa karung dan terkadang pulang hingga jam tiga pagi. Gelas bekas yang dikumpulkannya ini dihargai delapan ribu rupiah untuk setiap kilonya. Dalam sehari Muna dapat mengumpulkan sebanyak satu karung gelas plastik bekas atau seberat satu kilo gram.
Dari usaha yang baru ini membawa sedikit angin segar bagi keluarga Muna, terlebih bagi dirinya sendiri yang memang sangat bersemangat untuk menempuh pendidikan setinggi tingginya. Dalam keadaan yang sulit sekalipun prestasi belajarnya cukup menggembirakan. Semenjak SD hingga SMU Muna selalu mendapat peringkat tiga besar. Sebelum meninggalkan bangku SMU ia pernah mendapat juara 2 lomba puisi dan ia pun masuk kedalam sepuluh besar lomba membawakan berita pada peringatan hari bahasa pada waktu itu. Pada bangku kuliah pun ia masuk dalam peringkat sepuluh besar pada universitas Pamulang jurusan akuntansi. Potensi inilah yang membakar semangatnya dan memperoleh dukungan keluarga untuk terus belajar.
Tahun ajaran 2007-2008 masih dalam keadaan cukup prihatin Muna memberanikan diri mencicipi bangku kuliah. Tekadnya bulat untuk memilih jurusan akuntansi yang dalam benaknya dapat memudahkan mencapai cita-citanya untuk dapat bekerja pada Bank Indonesia. Dengan biaya kuliah Rp. 900.000 per semester dapat dicicilnya setiap bulan sebesar Rp. 150.000. Jadi, apabila ia ingin kuliah maka ia pun harus bekerja keras siang malam.
Semangat dalam belajar dan bersabar dalam meniti jalan kehidupannya membuat muna dapat dikatakan memiliki suatu yang lebih diantara kawan sebayanya. Meskipun terkadang hanya makan sekali dalam sehari tidak membuatnya kehilangan energi dalam menuntut ilmu. Muna yang memang dikenal juga anak yang pandai bergaul dan periang ini bergabung bersama kawan-kawannya di UKM MUSLIM. . Keprihatinan yang dialami keluarga Muna baru diketahui ketika kawan-kawannya berkunjung ke rumahnya. Semenjak itu, ia semakin mendapat perhatian dari pengurus UKM MUSLIM dan kawan-kawannya dengan memberinya bantuan yang memang jumlahnya belum cukup signifikan.
Ust. Harist, salah seorang Pembina MUSLIM merekomendasikan Muna untuk mendapat bantuan beasiswa melalui DPU DT. Alhamdulillah, setelah mengikuti seleksi akhirnya Muna lolos menjadi anggota program BEA MAHAKARYA DPU DT. Dalam program BEA MAHAKARYA ini selain mendapat bantuan finansial ia juga memperoleh serangkaian pendidikan dan pelatihan yang dapat menjadi bekal bagi dirinya kedepan. Muna terlihat semakin optimis mengejar cita-citanya. Selain itu pula atas usaha dan dukungan kawan-kawannya ia dapat diliput dibeberapa media cetak dan elektronik yang mudah mudahan dapat dijadikan pintu keluar bagi keprihatinan yang ia alami sekeluarga selama ini.

diposting dari http://www.dtjakarta.or.id

Selasa, 17 Juni 2008

Perusahaan Taksi VS Kejaksaan Agung

Ridwan Hardiawan S.PSi

Pagi ini ketika saya sedang sarapan di warung bawah secara tidak sengaja saya makan bareng dengan seorang pengemudi taksi dari salah satu perusahaan taksi terkenal di Jakarta. saya perhatikan dia begitu rapi dengan wajah sumringah saya coba untuk ngobrol-ngobrol dengan pengemudi tersebut.

Dia bercerita banyak tentang pekerjaannya sekarang, bahwa dia pernah ada penumpang yang tertinggal barangnya berupa handphone di jok belakang, sebut saja namanya Pak Amin. Dia begitu kaget dan langsung melaporkan ke Perusahaan, Pak Amin berkata dalam hati, "wah bagus sekali ini handphone boleh juga nih, tapi hati kecil saya berkata, bagaimana mungkin telepon ini saya ambil terus penumpang tahu identitas saya dan melaporkan kepada perusahaan nanti saya dipecat dan mana tega saya ngasih makan anak istri saya dengan uang haram ".
"kalau di perusahaan saya sistemnya sudah bagus pak, semuanya bisa ketahuan kalo ada pengemudi yang macam-macam jadi kita tidak berani, misalnya ada orang yang punya kelakuan yang engga bener diluar tapi kalau sudah kerja di perusahaan saya pasti ngga' berani macam-macam soalnya sistemnya kuat banget pak" kata pak Amin seraya melahap sarapan paginya.

saya jadi teringat akan kasus kejaksaan agung yang melibatkan para JAM nya berkolusi dengan terpidana kasus BLBI melalui calonya artalyta alias ayin yang berhasil disadap oleh KPK.
yang saya heran mereka adalah para "Aparat Penegak Hukum" yang Notabene adalah ujung tombak penegakan hukum dinegara Indonesia tercinta ini.
Saya jadi berfikir bagaimana mungkin seorang penegak hukum tidak memiliki hati nurani yang membiarkan seorang pengemplang dana BLBI yang jelas-jelas merugikan negara triliunan rupiah hendak di SP3 alias dibebaskan dari segala tuntutan, dimana hati nuraninya dan bagaimana sistem yang berlaku di lingkungan kejaksaan agung. Apakah ada yang salah terhadap manusianya atau sistem peradilan nya kah?????

Atau diganti saja Para Jaksa Agung Muda tersebut dengan Pak Amin yang seorang supir taksi tersebut ????

Saya berpikir mungkin harus ada revolusi besar-besaran dan bukan lagi reformasi lagi di lingkungan Pemerintahan RI dari akar rumput sampat pucuk pohon, seperti apa yang dilakukan oleh pemerintahan China sehingga saat ini China bisa jauh lebih maju dan dan menjadi negara yang disegani di dunia.

mungkin ini adalah pelajaran bagi kita bahwa harus belajar mengasah hati nurani kita, artinya apabila berada pada lingkungan yang salah tetapi memiliki hati nurani yang kuat maka kita akan jauh lebih mendengar hati nurani dibanding lingkungan.

Semoga dilingkungan Pemerintahan Indonesia banyak memiliki Pak Amin-Pak Amin lain terutama para pejabatnya sehingga lebih banyak pejabat-pejabat atau para pegawainya yang memiliki hati nurani yang bersih sehingga Indonesia jauh lebih baik dan lebih maju.

Senin, 09 Juni 2008

Kisah Penjual Kue Rangi

Sering kita berbicara tentang etos kerja, kadang orang menyangkut pautkan dengan kerja keras. Namun dibalik hal tersebut ada suatu makna terdalam dari sebuah etos kerja adalah pengabdian yang hanya mengharapkan keridhoan Alloh SWT.
kisah ini sangat baik untuk kita renungkan agar kita mampu meredefinisi arti dari etos kerja
selamat membaca mudah-mudahan kita mampu mengambil hikmahnya.

Menjemput Rizki Setengah jam menjelang adzan Dzuhur, dari
kejauhan mata saya menangkap sosok tua dengan pikulan yang membebani pundaknya.
Dari bentuk yang dipikulnya, saya hapal betul apa yang dijajakannya, penganan
langka yang menjadi kegemaran saya di masa kecil. Segera saya hampiri dan
benarlah, yang dijajakannya adalah kue rangi, terbuat dari sagu dan kelapa yang
setelah dimasak dibumbui gula merah yang dikentalkan.
Nikmat, pasti.

Satu yang paling khas dari penganan ini selain bentuknya yang kecil-kecil dan
murah, kebanyakan penjualnya adalah mereka yang sudah berusia lanjut.
"Tiga puluh tahun lebih bapak jualan kue rangi," akunya kepada saya
yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraan bisa menemukan jajanan masa kecil
ini. Sebab, sudah sangat langka penjual kue rangi ini, kalau pun ada sangat
sedikit yang masih menggunakan pikulan dan pemanggang yang menggunakan bara
arang sebagai pemanasnya.

Tiga jam setengah berkeliling, akunya, baru saya lah yang menghentikannya untuk
membeli kuenya. "Kenapa bapak tidak mangkal saja agar tidak terlalu lelah
berkeliling, " iba saya sambil menaksir usianya yang sudah di atas angka
enam puluh. "Saya nggak pernah tahu dimana Allah menurunkan rezeki, jadi
saya nggak bisa menunggu di satu tempat. Dan rezeki itu memang bukan ditunggu,
harus dijemput. Karena rezeki nggak ada yang nganterin," jawabnya panjang.

Ini yang saya maksud dengan keuntungan dari obrolan-obrolan ringan yang bagi
sebagian orang tidak menganggap penting berbicara dengan penjual kue murah
seperti Pak Murad ini. Kadang dari mereka lah pelajaran-pelajaran penting bisa
didapat. Beruntung saya bisa berbincang dengannya dan karenanya ia mengeluarkan
petuah yang saya tidak memintanya, tapi itu sungguh penuh makna.

"Setiap langkah kita dalam mencari rezeki ada yang menghitungnya, dan jika
kita ikhlas dengan semua langkah yang kadang tak menghasilkan apa pun itu, cuma
ada dua kemungkinan. Kalau tidak Allah mempertemukan kita dengan rezeki di
depan sana, biarkan ia menjadi tabungan amal kita nanti," lagi sebaris kalimat
meluncur deras meski parau terdengar suaranya.

"Tapi kan bapak kan sudah tua untuk terus menerus memikul dagangan
ini?" pancing saya, agar keluar terus untaian hikmahnya. Benarlah, ia
memperlihatkan bekas hitam di pundaknya yang mengeras, "Pundak ini, juga
tapak kaki yang pecah-pecah ini akan menjadi saksi di akhirat kelak bahwa saya
tak pernah menyerah menjemput rezeki."

Sudah semestinya isteri dan anak-anak yang dihidupinya dengan berjualan kue
rangi berbangga memiliki lelaki penjemput rezeki seperti Pak Murad. Tidak semua
orang memiliki bekas dari sebuah pengorbanan menjalani kerasnya tantangan dalam
menjemput rezeki. Tidak semua orang harus melalui jalan panjang, panas terik,
deras hujan dan bahkan tajamnya kerikil untuk membuka harapan esok pagi. Tidak
semua orang harus teramat sering menggigit jari menghitung hasil yang kadang
tak sebanding dengan deras peluh yang berkali-kali dibasuhnya sepanjang jalan.
Dan Pak Murad termasuk bagian dari yang tidak semua orang itu, yang Allah
takkan salah menjumlah semua langkahnya, tak mungkin terlupa menampung setiap
tetes peluhnya dan kemudian mengumpulkannya sebagai tabungan amal kebaikan.

***

Sewaktu kecil saya sering membeli kue rangi, tidak hanya karena nikmat rasanya
melainkan juga harganya pun murah. Sekarang ditambah lagi, kue rangi tak
sekadar nikmat dan murah, tapi Pak Murad pedagangnya membuat kue rangi itu
semakin lezat dengan kata-kata hikmahnya. Lagi pula saya tak perlu membayar
untuk setiap petuahnya itu.

Rabu, 04 Juni 2008

Guru Sukarelawan Bertahan dengan Gaji Rp 100.000 Per Bulan

Saya tertarik memasukan artikel dari Harian Kompas ini kedalam blogsite saya karena saya begitu terinspirasi dan tergerak dengan adanya manusia yang mau berkorban untuk bangsa dan negaranya ditengah himpitan konsumerisme dan kapitalisme, sehingga kita semakin tahu siapa pahlawan sebenarnya dinegara Indonesia tercinta ini dan siapa yang ingin bangkit dari keterbelakangan dan kebodohan di tengah euforia 100 tahun Kebangkitan Nasional......
Muksin sudah hampir tiga tahun mengabdi sebagai guru sukarelawan di
SDN Ciroyom, sebuah sekolah terpencil di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
bagian selatan. Gaji yang cuma Rp 100.000 per bulan tidak menjadi
penghalang.
Kerap muncul keinginan berhenti di benak pemuda berusia 22 tahun
itu. Namun, setiap kali pula muncul wajah anak-anak yang selama ini
diajarnya dan masa depan mereka. Ia pun kembali bersemangat.
Sekolah-sekolah di wilayah terpencil bergantung pada keikhlasan hati
para sukarelawan.
Menjadi guru sukarelawan di sekolah terpencil di Kampung Ciroyom
bukan perkara enteng. SDN Ciroyom terletak di Kampung Ciroyom,
Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi. Kampung yang tak jauh dari Laut
Selatan Jawa itu belum dialiri listrik. Sebagian besar warga kampung
merupakan buruh tani atau penyadap nira kelapa.
Di SDN Ciroyom terdapat empat guru sukarelawan dan tiga guru berstatus pegawai negeri sipil, termasuk kepala sekolah.
Selain honor yang kecil, mereka juga harus menghadapi cobaan lain,
yakni tidak adanya fasilitas perumahan untuk mereka. Jadilah ketujuh
guru termasuk kepala sekolah tinggal di kantor sekolah yang sempit.
Ruangan itu pun masih disekat untuk ruang tidur dan dapur.
Lantaran tidak ada toilet, setiap kali butuh membuang hajat, para
guru terpaksa pergi ke Sungai Telanca, sekitar 500 meter dari sekolah.
"Beginilah kehidupan kami sehari-hari, " kata Kepala SDN Ciroyom Sumarna.
Untuk makan sehari-hari, banyak warga yang memberikan beras saat
panen. Guru-guru itu juga bergiliran memasak. Bahannya apa saja yang
ditemukan di sekitar sekolah, seperti daun singkong atau jantung
pisang. Kadang mereka bersama warga mencari ikan ke laut.
Sukarela
Keterlibatan Muksin menjadi guru sukarelawan berawal dari ajakan
seorang mantan gurunya. Muksin masih ingat waktu itu dia sedang bermain
bola ketika mantan gurunya sewaktu SD, Iskandar, memanggilnya.
"Almarhum Pak Iskandar sedang menjabat Kepala SDN Ciroyom dan mengajak
saya menjadi guru sukarela di sekolahnya. Waktu itu hanya beliau
sendiri yang mengajar di SDN Ciroyom," ujarnya.
Muksin tidak langsung menerima tawaran itu. Selama seminggu dia
berpikir keras sebelum mengiyakannya. Muksin yang lulusan D-2 Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kependidikan Islam atau Tarbiyah
ditugaskan mengajar di kelas satu.
Seiring berjalannya waktu, jumlah guru sukarelawan pun terus
bertambah. Namun, sekolah tempat para guru itu mengajar bukan tempat
yang nyaman.
Bangunan sekolah dan atap rusak sehingga saat hujan murid-murid
dibubarkan dan guru harus menyelamatkan buku-buku dari kemungkinan
terkena air hujan.
Karena dijalani dengan ikhlas, lama-kelamaan semuanya mulai
terbiasa. Anak-anak menjadi sumber kegembiraan para guru mengajar di
sana. Di luar jam sekolah, terkadang mereka bermain di lingkungan
sekolah dan mengunjungi para gurunya.
Tidak hanya para guru sukarelawan di SDN Ciroyom yang berjuang
mengajar di kondisi serba terbatas. Di SDN Cikawung ada dua guru
pegawai negeri sipil dan tiga sukarelawan. Udenda, salah seorang guru
sukarelawan, dibayar Rp 150.000 per tiga bulan atau sekitar Rp 50.000
per bulan yang diambil dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Medan menuju SDN Cikawung tidak jauh berbeda dengan SDN Ciroyom.
Udenda, sang guru sukarelawan, juga memilih tinggal di perumahan
sederhana milik sekolah.
Pada masa awal menjadi guru, Udenda hanya berdua dengan kepala
sekolah yang bertugas di sekolah itu. Kemudian, satu per satu datang
guru baru.
Sebagian besar guru sukarelawan tersebut belum berumah tangga dan
bahkan tidak berani memikirkan berkeluarga. "Mau dikasih makan apa
keluarga saya nanti dengan gaji Rp 100.000?" ujar Udenda yang
sebelumnya selama dua tahun bekerja sebagai teknisi pendingin ruangan
di Jakarta.
Bagi Udenda, menjadi guru merupakan pengabdian. Dia belum tahu
sampai kapan bertahan menjadi guru sukarelawan. Yang jelas, saat ini,
dia tidak tega meninggalkan warga di Cikawung yang membutuhkan
pendidikan seperti anak-anak di daerah lain.
Muksin, Udenda, dan para guru lainnya bertahan menjadi guru
sukarelawan karena pengabdian, perhatian, dan keprihatinan terhadap
masa depan anak-anak di kampung terpencil.
Mereka rela berkorban dan mengabaikan kepentingan dirinya sendiri demi masa depan anak-anak yang mereka cintai.

Sumber : Kompas

Senin, 31 Maret 2008

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu Ya Rosul

Rindu sekali aku akan dirimu ya rasul
Tapi bagaimana aku dapat bertemu denganmu
Sedangkan aku jarang mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta yang telah mengutusmu
Shalatku, doaku hanya kusyu hanya jika aku sedang tertimpa kesusahan

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang yang durhaka kepada Ibu Bapakku
Aku selalu menyusahkan mereka ketika masih kecil, remaja, bahkan sampai tua seperti saat ini
Kasih sayang mereka tak kubalas dengan setimpal
Aku selalu berhitung jika memberikan sesuatu kepada mereka, padahal mereka tak pernah berhitung dalam memberikan apapun yang mereka miliki kepadaku, sejak aku kecil sampai dewasa

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang yang tak pernah sadar jika mengambil hak orang
Bahkan, kalaupun aku sadar bahwa itu bukan hakku, aku tetap meneruskan perbuatanku
Sangat jauh sekali aku untuk dapat mengikuti perilaku khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang hanya sekedar menggunakan minyak lentera milik negarapun tidak mau, jika itu untuk kepentingan pribadi

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang yang tidak dapat mengendalikan amarah
Istriku, anakku, dan orang orang yang tidak bersalah sering menjadi pelampiasan amarahku
Bahkan kepada ibuku, padahal kau mengajarkan bahwa mengatakan “ah” saja kepada ibu adalah dosa besar

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku tidak dapat mengendalikan lidahku
Sering sekali aku mengeluarkan perkataan yang tidak pantas
Sering sekali aku membicarakan kejelekan orang
Bahkan sering sekali aku memaki

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku tidak dapat memelihara pandangan mataku
Aku tidak dapat menundukkan pandanganku jika melihat hal yang kau larang untuk dilihat
Tidak pernah aku berusaha menghindari tontonan maksiat, padahal kau langsung melengos ketika melihat wanita yang hijabnya terlepas

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang kikir yang selalu mengejar materi
Jarang sekali aku membelanjakan hartaku untuk para fakir dan orang yang membutuhkan
Tak pernah kupikirkan apakah harta yang kumiliki halal atau tidak

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang yang penakut
Aku selalu takut kehilangan materi, kehilangan anak, kehilangan istri
Apalagi untuk berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta yang kumiliki

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang yang selalu mencari pembenaran terhadap apa yang kau larang
Tidak pernah aku berusaha menghindari riba bahkan terjun didalamnya
Tidak pernah aku mempermasalahkan apakah yang aku makan itu halal atau tidak

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan aku adalah orang yang dengki
Aku selalu dengki melihat keberhasilan orang lain

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Sedangkan shalat sunnah seperti yang kau contohkan jarang kulakukan
Bahkan saat melakukan shalat wajib pikiranku masih selalu membayangkan hal-hal lain

Bagaimana aku dapat bertemu denganmu ya rasul
Aku selalu membaca perilaku yang telah kau contohkan dan ajarkan kepada kami
Hati ini ingin sekali selalu meniru ajaranmu, tapi nafsu lebih menguasaiku

Ya rasul…, masih adakah jalan bagiku untuk bertemu denganmu ?

Kamis, 31 Januari 2008

TERMASUK TYPE MANUSIA APAKAH ANDA ?

Agar kondisi bangsa tidak semakin parah, banyak ide, gagasan maupun
seruan agar kita segera melakukan INTROSPEKSI, masing-masing individu
apalagi mereka yang memiliki pangkat dan jabatan yang menentukan kebijakan
publik hendaknya segera mengevaluasi diri, seberapa besar "andil" kita
(dalam kapasitasnya masing-masing) ikut memperkeruh suasana negara Republik
Indonesia yang kita cintai ini.
Sikap "Mau mengintrospeksi diri" merupakan sikap yang paling arif, karena
sikap tersebut merupakan kesadaran dan pengakuan bahwa apa yang sedang
terjadi saat ini, langsung atau tidak langsung merupakan resultante dari
"sikap-sikap" kita sendiri selama ini yang terakumulasi.
Adalah naif benar, apabila salah satu kelompok yang beranggotakan anak anak
bangsa dalam kondisi seperti saat ini "merasa suci", "merasa paling bersih"
atau "merasa yang paling benar".
(Memangnya dulu mereka hidup dimana ?)


Hanya kalau ada perbedaan tentang besar kecilnya "andil" karena tanggung
jawabnya pada saat itu ,...memang benar !!!. Logikanya, semakin tinggi
golongan/pangkat yang kita emban, ya sebenarnya semakin besar pula andil
yang kita miliki dalam menghasilkan kondisi seperti saat ini.
Namun kiranya tidak tepat, apabila kita selalu mengklarifikasi "siapa" yang
paling banyak andilnya, karena kita tidak akan pernah maju. apalagi sampai
menghujat, memfitnah, memutar-balikkan fakta, merusak, ataupun
membakar....yang tercapai hanyalah kemunduran. Negara kita akan semakin
ketinggalan jauh dan jangan harap kita mampu menjadi Subjek dalam era global
yang sudah diambang pintu.
Karenanya dengan dilandasi tekad untuk memperbaiki keadaan,
ada baiknya secara jujur kita masing-masing introspeksi,
termasuk type manusia apakah kita saat ini.

Diperbandingkan dengan NORMA BAIK yang berlaku, pada dasarnya manusia
dapat dibedakan dalam 4 type.

1. Type pertama adalah Manusia "YANG TAHU BAHWA DIRINYA TAHU". Type ini
merupakan kumpulan manusia yang mengerti benar akan dirinya, baik kelebihan
maupun kekurangannya. Integirtas pribadinya baik dan senatiasa bertindak
proporsional. Mereka pada umumnya juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

2. Type kedua adalah mereka "YANG TAHU BAHWA DIRINYA TIDAK TAHU" pada
umumnya manusia yang termasuk type ini ada dua macam. Pertama mereka jadi
rendah diri karena sadar akan ketidak tahuan nya. Kedua, jika mereka
memiliki kadar keimanan yang baik, mereka akan tampak sebagai manusia yang
senantiasa mau belajar untuk meng-upgrade diri.

3. Type Ketiga yaitu mereka "YANG TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA TAHU". Manusia
yang termasuk type ini umumnya kurang percaya diri, penuh keraguan dan tidak
yakin akan kemampuannya.

4. Type ke empat, "YANG TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA TIDAK TAHU". Inilah type
manusia yang paling rusak, seperti katak dalam tempurung.Sangat MERASA
PANDAI tapi TIDAK PANDAI MERASA, merasa paling benar dan tidak ada orang
lain yang benar kecuali dirinya. Setiap ada permasalahan di lingkungannya..
pasti orang lain yang disalahkan.
Mereka sering berteriak berantas KKN tapi mereka tidak sadar kalau mereka
sendiri sebenarnya juga melakukan KKN...(ya karena tidak tahu)
Mereka berteriak demokrasi, namun dalam tindakannya tidak pernah mereka
menghargai hak orang lain (ya karena ketidak tahuan-nya)
Pendek kata, untuk mengindentifikasi mereka, simak saja UCAPANNYA sebagian
besar TIDAK SAMA dengan PERBUATANNYA.

Nah... termasuk type manakah anda ? hanya hati nurani andalah yang mampu
menjawab.

You Divorce Me, When I Love You

Pernikahan adalah hal yang sakral dalam setiap kehidupan manusia, diawali dengan prosesi pengucapan kalimat Illahiyah yang merupakan komitmen seorang hamba kepada Sang Penciptanya untuk menyatukan dua mahluk yang berlainan jenis dalam ikatan yang suci serta diwalikan dengan orang tua kandung dan disaksikan oleh orang yang kita sayangi atau sanak saudara kita.

Banyak gelombang yang akan diarungi dalam bahtera kehidupan sepasang manusia yang telah berikrar tersebut oleh karena dibutuhkan suatu bahan bakar yang dinamakan cinta kasih dan kesetiaan.

Kisah dibawah ini mungkin memberikan inspirasi bahwa komitmen pernikahan harus tetap dijaga, dipupuk dan terus disemai dengan cinta, kasih sayang, saling percaya,serta saling memaafkan karena semua itu tidak terlepas dari gelombang kehidupan yang datang mendera silih berganti.

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air behans : Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran mehanskat, jalinan kasih
diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka-sangka, Rien hadir dalam kehidupanku.

Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Rien yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartemen yg kubelikan untuknya.

Rien berkata, “kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis.” Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis.” Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalau aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya.

Aku melepaskan tangan Rien dan berkata, “kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor”. Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide
perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin.

Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka.Sejujurnya ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Rien. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? ” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari dirinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

ketika istriku mengunjungi kantorku, Rien baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya. Dia
kelihatan sedikit curiga. Dia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sekali lagi, Rien berkata padaku,”He Hans, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya. “Ada sesuatu yg harus kukatakan”.

Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir. “Aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.

Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku,tapi ia bertanya secara lembut,”kenapa?” “Aku serius.”Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku, “Kamu
bukan laki-laki!”.

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi
oleh Rien.

Dengan perasaan yg amat bersalah, aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan
sakit dalam hati. Wanita yg telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa menarik kembali apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.
Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya : ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana : Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Hans, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah
kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan
ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.” Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana
romantis.

Aku memberitahukan Rien soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yg ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh Kata- katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,”wah, papa membopong mama, mesra sekali”. Kata-katanya membuatku merasa sakit. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan dirinya dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,”mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku
melihat bahwa ia tidak muda lagi. Beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana.” Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

Bayangan Rien menjadi samar.

Pada hari kelima dan keenam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yg telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa
semakin erat.

Aku tidak memberitahu Rien tentang hal ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang”

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat, “semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba aku menyadarinya, sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit.

Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong mama keluar.” Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.” Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”.

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Rien membuka pintu. Aku berkata padanya,” Maaf Rien, aku tidak ingin bercerai. Aku serius”.

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam.” Kutepiskan tanganya dari dahiku. “Maaf Rien, aku cuma bisa bilang maaf padamu, aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan
menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”.

Rien tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor.

Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga. Ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjualnya bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum dan menulis : “Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.”

Senin, 28 Januari 2008

Costumer Service Oriented Ala Rosululloh


Oleh Ridwan Hardiawan, S.Psi

Dalam situasi persaingan didunia usaha saat ini terkadang dibutuhkan salah satu strategi pemasaran yang jitu untuk menarik perhatian konsumen untuk melirik bahkan tertarik dengan produk yang kita miliki atau untuk mengedepankan skill atau kompetensi yang kita miliki seorang individu harus memiliki salah satu kompetensi yang dimilikinya. Salah satu diantaranya kemampuan customer service orientation.

Pengertian Customer Service Adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untu memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi. Seorang tersebut harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tamunya.

Syarat memiliki skill Customer Service orientation adalah sebagai berikut :

1. Syarat Fisik :

- Menarik dari segi wajah;

- ukuran badan, misalnya tinggi badan yang ideal

Berat badan juga harus ideal, jangan melebihi berat normal yang ideal juga jangan terlalu kurus.

- Memiliki jiwa yang sehat artinya sehat jasmani dan rohaninya.

2. Syarat mental, harus memiliki :

- Mental yang kuat dalam melayani tamunya, karena dengan mental yang kuat akan memberikan kepercayaan diri yang lebih baik, memberikan keyakinan dan menimbulkan sifat kejujuran dan tanggungjawab yang besar terhadap apa yang dilakukannya.

3. Syarat Kepribadian :

- Energik dan gesit;

- Rasa humor dan selalu ingin maju;

- Mampu mengendalikan diri;

- Tidak mudah marah;

- Tidak terpancing untuk berbuat atau berkata kasar;

- Mengendalikan gerakan-gerakan tubuh yang terlalu mengesankan

4. Syarat Sosial :

- Jiwa Sosial yang tinggi;

- Bijaksana;

- Budi pekerti yang luhur;

- Pandai bergaul dengan siapapun;

- Dapat bekerjasama dengan berbagai pihak;

- Pandai bicara dan tidak kaku.

Saat ini bagaimana kita menilik kemampuan tersebut berdasarkan sudut pandang islami; salah satu acuannya adalah keteladanan dari perilaku dan keteladanan Rosulullah Muhammad SAW.

Bagaimana keteladanan Sang Rosul dapat dijadikan acuan, mari kita telaah perilaku tersebut:

Nabi Muhammad saw adalah contoh teladan terbaik dan tipologi ideal paling prima. Hal ini digambarkan oleh al-Qur’an surat Al-Ahzab, 33: 21 yang berbunyi:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

(Sesunggunya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah).

Berdasarkan ayat tersebut kita dapat mengambil suatu teori yang layak untukdikemukakan.

Rosulullah adalah manusia yang apabila kita bertemu atau meminta pendapat tentang suatu masalah maka kita akan sangat terpuaskan dengan untaian kalimatnya dan apabila kita memandangnya maka kita akan menemukan keteduhan didalamnya.

"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur."

Alangkah indahnya hidup ini sekiranya kita ditakdirkan memiliki kondisi hati yang membuat kita selalu merasakan nikmat dan bahagia setiap kali melihat kebaikan tersebar di muka bumi ini. Juga selalu merasakan nikmat dan lezat manakala kita sendiri berbuat kebaikan. Dan bahkan setiap desah nafas kita adalah cerminan rindunya senantiasa untuk dapat melakukan aneka kebaikan dan rindu pula akan semakin banyaknya saudara-saudara kita yang ikhlas dan sungguh-sungguh dalam menyebarkan kebaikan.

Islam mengajarkan untuk menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan dalam hidup semua insannya, oleh karena itu adalah salah satu syarat untuk kemampuan individu untuk mampu melayani orang banyak (customer service). Pernah suatu ketika sedang diadakan majelis oleh Rosulullah dengan dihadiri oleh sahabat dan para pengikutnya, karena banyaknya jamaah yang hadir ada salah seorang sahabatnya terlambat dan tidak mendapatkan tempat, dengan sabarnya Rosul membuka selendangnya dan memberikannya kepada sahabatnya tersebut untuk alas duduknya dan Rosulullah bertanya kenapa tidak digunakan selendangnya untuk alas duduk sang sahabat tidak tega malah menciumi selendang tersebut.

Anas bin Malik r.a. berkata:

“Tiada seorangpun yang paling mereka sukai selain Rasulullah saw. Walaupun demikian, apabila mereka melihat Nabi saw., tidak ada yang berdiri (untuk menyambutnya), karena mereka tahu beliau tidak menyukai hal itu”.

Rosulullah tidak senang dielu-elukan dia sangat rendah hati dan selalu senang menjamu tamunya dengan baik walau dengan kesederhanaan dan sangat sopan serta ramah kepada setiap orang yang dijumpainya.

Dari hal tersebut dapat kita simpulkan untuk menempuh suatu customer service oriented maka harus melalui beberapa prasyarat dasar secara sederhana dapat kita simpulkan :

1. Senyum : Senyum merupakan shodaqoh yang paling kecil tingkatannya namun manfaatnya sangat besar Rosulullaoh sangat murah senyum dan digambarkan wajahnya terang benderang bagaikan bulan purnama. Senyum merupakan jendela hati dengan senyuman yang tulus akan terlihat warna hati yang mencerminkan keterbukaan akan hati yang tulus.

2. Salam : Salam adalah mendoakan bagi orang lain, ucapkan salam dengan menebarkan doa bagi sesama, Rosululloh selalu mengucapkan salam setiap beliau bertemu dengan orang lain.

3. Sapa : sapalah orang lain dengan panggilan yang baik, seperti Rosul menyapa para sahabatnya dengan panggilan yang baik, atau beliau menyapa istri-istrinya dengan panggilan-panggilan terhormat karena beliau adalah orang terhormat yang sangat rendah hati.

4. Sopan : Kesopanan merupakan perlambang keluhuran budi pekerti manusia, Rosululloh selalu bertingkah laku sopan kepada siapapun meski beliau dihujat, dicaci maki bahkan dianiaya tidak pernah menampilkan wajah sinis atau kebencian sehingga orang merasakan kasih sayang diwajahnya.

5. Santun : dalam bertutur kata menggunakan bahasa yang baik, dengan intonasi suara yang rendah dan gerak gesture tubuh yang secukupnya tidak berlebih-lebihan. Hal tersebut merupakan khas Rosulullah dalam menampilkan ucapan kata-katanya meski begitu beliau sangat tegas dan tidak dapat ditawar-tawar dalam menegakan aqidah.

6. Sederhana : Kesederhanaan atau kebersahajaan dalah salah satu ciri khas Rosulullah dalam setiap bertemu dengan para pengikutnya. Meski baju yang dipakai sangat sederhana bagi ukuran manusia mulia pemimpin umat sampai akhir dunia. Tidak berlebih-lebihan dalam menampilkan diri dan tetap menampilkan yang terbaik bagi orang banyak.

Semoga contoh keteladanan yang ditampilkan oleh Rosulullah menjadi cerminan bagi kita untuk tetap menampilkan yang terbaik bagi hidup kita yang singkat ini.

Senin, 21 Januari 2008

SDM BERBASIS SYARIAH


Oleh: Ridwan Hardiawan, S.Psi

Banyak jenis pengembangan SDM yang sudah diterapkan di dunia usaha terlebih lagi sistem yag diadopsi dari dunia barat terkadang hanya bagus dalam pengembangan managementnya, tetapi tidak berkembang pada kemampuan individunya. Individu hanya taat pada aturan yang dijalankan perusahaan tapi bukan pada kemampuan individunya.

Sedangkan Manajemen SDM berbasis syariah mengatur individunya akan ketaatan kepada sang penciptanya yang pada akhirnya meningkatkan kinerja individunya, karena sang individu diatur secara agamis akan norma-norma, sangsi, reward dan punishment walaupun sangsi, reward atau punishment tidak langsung diterima pada saat individu tersebut melakukan kesalahan atau kebaikan. Karena hal tersebut diatur dalam panduan agama seperti Al Quran dan Alhadits atau ijma dan qiyas dari para ulama atau pemimpin agama.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu keyakinan yang kuat dari individu tersebut untuk melakukannya dengan merubah paradigma yang mereka pahami bahwa agama atau menjalankan Syariah selama ini masih dianggap sebagi ibadah rutin, seperti sholat, zakat, haji. Syariah itu sendiri harus dipahami secara umum karena dalam bahasa itu bermakna syar'i atau jalan menuju mata air dan jalan menuju kehidupan. Syariah itu juga bukan hanya dari sisi ekonomi. Kita juga suka salah, yang dimaksud itu merupakan muamalah. Tugas kita adalah bagaimana mengintegrasikan hukum dan nilai yang kita ambil dari Al-Quran dan As-sunnah masuk dalam kehidupan ekonomi, produksi, distribusi, marketing dan keuangan, itu satu tantangan dalam menginternalisasi nilai-nilai ini.
ada beberapa cara untuk merubah paradigma tersebut yang secara konseptual bisa dikembangkan untuk memajukan individu sebagai bagian dari orang yang menjalankan yaitu tujuh langkah yang harus dilakukan. Pertama Konseptual Development, artinya konsepsi-konsepsi dari Al-Quran dan As-sunnah kita harus gali, sehingga relevan dengan yang kita butuhkan. Yang kedua, dari sisi Legal Frame Work, bagaimana supaya itu kokoh harus didukung oleh peraturan baik perda ataupun UU, surat keputusan direksi dari level manapun, sehingga bisa kokoh. Ketiga, hal itu nantinya bisa dituangkan ke dalam Policy (kebijakan). Kita harus membantu supaya itu ter-Akselerasi, kalau memungkinkan ada keterlibatan institusi didalamnya, sehingga kita tidak duduk di menara gading, tetapi bisa ke lapangan. Kemudian untuk menjadi industri, maka kita harus mendorongnya supaya bisa bergerak. Yang keenam, adalah Regeneration, kita harus menyiapkan kader-kader untuk memastikan ini bisa berkelanjutan, dan setiap saat kita harus bisa melakukan Sosialisasi, sehingga diketahui oleh banyak orang. Inilah kerja bersama para teknokrat, ulama dan juga pemerintah.

Penerapan syariah disegala bidang saat ini sudah banyak diterapkan meski hanya sebagian kecil bahkan Negara Singapura, begitu tahu, langsung melakukan modifikasi pada penerapannya ke dalam sistem yang ada, sehingga bisa memastikan dana-dana Timur Tengah itu masuk. Bahkan Jepang juga melakukan itu, serta salah satu negara bagian di Jerman sudah mulai melirik hal itu, begitu juga dengan China. Saya khawatir Indonesia akan ketinggalan dalam hal melakukan deregulasi kebijakan sektor finansial. Walaupun pembinaan perbankan syariah dan pembinaan asuransi syariah sudah ada, tetapi masih belum ditingkatkan.

Manajemen syariah itu universal, karena manajemen itu lebih kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, strategi. Karena melihat keempat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Terutama dari sisi SDM, sisi operasi, dari sisi pemasaran, dan keuangan. Ini yang standar-standar saja, dan ini semua bisa dimasukan oleh norma manajemen. Hal itu juga seperti dikatakan dalam Al-Quran, Sunnah, rukun Islam, rukun iman dan sepanjang sejarah mereka memiliki kebijakan itu. Bahkan dalam ritual-ritual seperti doa, sholat, puasa bisa sangat berpengaruh ke dalam efektivitas manajemen terutama untuk pengembangan SDM, serta untuk manajemen keuangan dapat lebih transparan.

Untuk efektivitasnya, diperlukan adanya norma perusahaan, apa yang disebut langkah-langkah strategis, serta ada yang disebut visi dan misi, maka dari situ dituangkan dalam peraturan kerja kemudian dipadukan dengan sistem manual, yang berasal dari keahlian paling dasar dan hal yang bersifat kuantitatif, serta nilai-nilai yang diadopsi, sehingga ujung-ujungnya bisa kuantitatif. Asalnya normatif kemudian diikat dengan Standard Operating Procedures (SOP), ujungnya bisa menjadi kuantatif. Sebagai contohnya kita melakukan pemasaran, kita harus jujur, tidak boleh berbohong, kita harus menyampaikan apa adanya, inikan sesuatu yang soft. Mengandalkan kejujuran dan apa yang dituangkan dalam brosur, jangan berbicara diluar kandungan yang asli. Dan jika terjadi proses diskon dari harga, harus benar manajemen keuangannya, kemudian ditransfer ke dalam lembaga keuangan syariah. Dan jika dipublikasikan dimedia, jangan membuka aurat. Itukan semua norma tapi menjadi sesuatu yang konkret dengan satu aturan yang bernama manajemen.

Selasa, 08 Januari 2008

KESETARAAN GENDER (APAKAH PERLU DIPERDEBATKAN ?)


Ridwan Hardiawan S.Psi


Dalam menempatkan seseorang pada suatu posisi tentu dibutuhkan suatu kualifikasi yang sesuai dengan posisi tersebut, kualifikasi bisa disusun melalui tingkat kompetensi , faktor pendidikan, pengalaman kerja, dan tidak lupa pula mempertimbangkan tingkat resiko pekerjaan. Semakin tinggi tingkat resiko suatu pekerjaan tentunya membutuhkan seseorang yang ahli dibidangnya dan mungkin membutuhkan gender tertentu untuk menduduki posisi tersebut.

Sebagai contoh sebagai operator crane untuk pembangunan high risk tower tentunya selain skill yang kompeten tentunya dibutuhkan seseorang yang taft untuk bekerja dibawah tingkat resiko yang tinggi yaitu diatas ketinggian sampai lebih dari 50 meter dan bertahan dalam segala macam kondisi cuaca dan duduk berjam-jam untuk mengoperasikan crane tower tersebut. Tentunya hal tersebut membutuhkan tenaga lak-laki yang berpengalaman.

Dalam posisi tertentu juga dibutuhkan tenaga kerja perempuan, tentunya dengan keahlian tertentu, sekarang bagaimana apabila kesetaraan gender menjadi polemik dalam masyarakat dunia saat ini terutama di Indonesia. Bahkan banyak kaum perempuan yang meminta agar di seimbangkan baik kuantitas ataupun kualitas pada posisi tertentu, sebagai contoh belakangan ini kaum perempuan menuntut hak keanggotaan yang berimbang di parlemen Indonesia.

Bagaimana Islam memandang fenomena ini , tentunya Islam memiliki pandangan tersendiri terhadap fenomena ini :

Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antara lelaki dan perempuan maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa (QS 49: 13).

Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan.

Hak-hak Perempuan

Al-Quran berbicara tentang perempuan dalam berbagai ayatnya. Pembicaraan tersebut menyangkut berbagai sisi kehidupan. Ada ayat yang berbicara tentang hak dan kewajibannya, ada pula yang menguraikan keistimewaan-keistimewaan tokoh-tokoh perempuan dalam sejarah agama atau kemanusiaan.

Secara umum surah Al-Nisa' ayat 32, menunjuk kepada hak-hak perempuan:

Bagi lelaki hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya dan bagi perempuan hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa hak yang dimiliki oleh kaum perempuan menurut pandangan ajaran Islam.

Hak-hak Perempuan dalam Bidang Politik

Salah satu ayat yang seringkali dikemukakan oleh para pemikir Islam dalam kaitan dengan hak-hak politik kaum perempuan adalah yang tertera dalam surah Al-Tawbah ayat 71:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah awliya' bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang ma'ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Secara umum, ayat di atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan kerja sama antarlelaki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan yang dilukiskan dengan kalimat menyuruh mengerjakan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.

Kata awliya', dalam pengertiannya, mencakup kerja sama, bantuan dan penguasaan, sedang pengertian yang dikandung oleh "menyuruh mengerjakan yang ma'ruf" mencakup segala segi kebaikan atau perbaikan kehidupan, termasuk memberi nasihat (kritik) kepada penguasa. Dengan demikian, setiap lelaki dan perempuan Muslimah hendaknya mampu mengikuti perkembangan masyarakat agar masing-masing mereka mampu melihat dan memberi saran (nasihat) dalam berbagai bidang kehidupan.193

Keikutsertaan perempuan bersama dengan lelaki dalam kandungan ayat di atas tidak dapat disangkal, sebagaimana tidak pula dapat dipisahkan kepentingan perempuan dari kandungan sabda Nabi Muhamad saw.:

Barangsiapa yang tidak memperhatikan kepentingan (urusan) kaum Muslim, maka ia tidak termasuk golongan mereka.

Kepentingan (urusan) kaum Muslim mencakup banyak sisi yang dapat menyempit atau meluas sesuai dengan latar belakang pendidikan seseorang, tingkat pendidikannya. Dengan demikian, kalimat ini mencakup segala bidang kehidupan termasuk bidang kehidupan politik.

Hak-hak Perempuan dalam Memilih Pekerjaan

Kalau kita kembali menelaah keterlibatan perempuan dalam pekerjaan pada masa awal Islam, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Islam membenarkan mereka aktif dalam berbagai aktivitas. Para wanita boleh bekerja dalam berbagai bidang, di dalam ataupun di luar rumahnya, baik secara mandiri atau bersama orang lain, dengan lembaga pemerintah maupun swasta, selama pekerjaan tersebut dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya.

Secara singkat, dapat dikemukakan rumusan menyangkut pekerjaan perempuan yaitu bahwa "perempuan mempunyai hak untuk bekerja, selama pekerjaan tersebut membutuhkannya dan atau selama mereka membutuhkan pekerjaan tersebut".

Pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada masa Nabi cukup beraneka ragam, sampai-sampai mereka terlibat secara langsung dalam peperangan-peperangan, bahu-membahu dengan kaum lelaki. Nama-nama seperti Ummu Salamah (istri Nabi), Shafiyah, Laila Al-Ghaffariyah, Ummu Sinam Al-Aslamiyah, dan lain-lain, tercatat sebagai tokoh-tokoh yang terlibat dalam peperangan. Ahli hadis, Imam Bukhari, membukukan bab-bab dalam kitab Shahih-nya, yang menginformasikan kegiatan-kegiatan kaum wanita, seperti Bab Keterlibatan Perempuan dalam Jihad, Bab Peperangan Perempuan di Lautan, Bab Keterlibatan Perempuan Merawat Korban, dan lain-lain.

Di samping itu, para perempuan pada masa Nabi saw. aktif pula dalam berbagai bidang pekerjaan. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti Ummu Salim binti Malhan yang merias, antara lain, Shafiyah bin Huyay196 --istri Nabi Muhammad saw. Ada juga yang menjadi perawat atau bidan, dan sebagainya.

Hak dan Kewajiban Belajar

Terlalu banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi saw. yang berbicara tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada lelaki maupun perempuan. Wahyu pertama dari Al-Quran adalah perintah membaca atau belajar,

Bacalah demi Tuhanmu yang telah menciptakan... Keistimewaan manusia yang menjadikan para malaikat diperintahkan sujud kepadanya adalah karena makhluk ini memiliki pengetahuan (QS 2:31-34).

Baik lelaki maupun perempuan diperintahkan untuk menimba ilmu sebanyak mungkin, mereka semua dituntut untuk belajar:

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim (dan Muslimah).

Para perempuan di zaman Nabi saw. menyadari benar kewajiban ini, sehingga mereka memohon kepada Nabi agar beliau bersedia menyisihkan waktu tertentu dan khusus untuk mereka dalam rangka menuntut ilmu pengetahuan. Permohonan ini tentu saja dikabulkan oleh Nabi saw.

Al-Quran memberikan pujian kepada ulu al-albab, yang berzikir dan memikirkan tentang kejadian langit dan bumi. Zikir dan pemikiran menyangkut hal tersebut akan mengantar manusia untuk mengetahui rahasia-rahasia alam raya ini, dan hal tersebut tidak lain dari pengetahuan. Mereka yang dinamai ulu al-albab tidak terbatas pada kaum lelaki saja, tetapi juga kaum perempuan. Hal ini terbukti dari ayat yang berbicara tentang ulu al-albab yang dikemukakan di atas. Setelah Al-Quran menguraikan tentang sifat-sifat mereka, ditegaskannya bahwa:

Maka Tuhan mereka mengabulkan permohonan mereka dengan berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik lelaki maupun perempuan..." (QS 3:195).

Ini berarti bahwa kaum perempuan dapat berpikir, mempelajari dan kemudian mengamalkan apa yang mereka hayati dari zikir kepada Allah serta apa yang mereka ketahui dari alam raya ini. Pengetahuan menyangkut alam raya tentunya berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga dari ayat ini dapat dipahami bahwa perempuan bebas untuk mempelajari apa saja, sesuai dengan keinginan dan kecenderungan mereka masing-masing.

Tentunya masih banyak lagi yang dapat dikemukakan menyangkut hak-hak kaum perempuan dalam berbagai bidang. Namun, kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah bahwa mereka, sebagaimana sabda Rasul saw., adalah Syaqa'iq Al-Rijal (saudara-saudara sekandung kaum lelaki) sehingga kedudukannya serta hak-haknya hampir dapat dikatakan sama. Kalaupun ada yang membedakan, maka itu hanyalah akibat fungsi dan tugas-tugas utama yang dibebankan Tuhan kepada masing-masing jenis kelamin itu, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain:

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bermohonlah kepada Allah dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS 4:32).

Maha Benar Allah dalam segala firman-Nya.