Kamis, 23 Agustus 2007

Bahan Renungan ……..

Perlawanan Sastra Taufiq Ismail di IPB

Perlawanan Sastra Taufiq Ismail di IPB

Jan 9, '07 8:19 AM

Hari ini, Taufiq Ismail berbicara dihadapan dosen-dosen IPB. Makalah yang

beliau baca sama dengan pidato Taman Ismail Marzuki yaitu : 'Budaya Malu

dikikis Gerakan Syahwat Merdeka'. Di penghujung pidatonya tadi, beliau

mengusap airmatanya, sedih melihat kondisi yang terjadi.

Saya lampirkan tulisan beliau yang dahsyat menyentak kita semua:

Budidaya Malu Dikikis Habis Gerakan Syahwat Merdeka

Pidato Kebudayaan Taufiq Ismail

Sederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia, naik ke

daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini datang

susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketika reformasi

meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman Demokrasi Terpimpin dan

Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu dan jendela Indonesia. Hawa

ruangan yang sumpek dalam dua zaman itu berganti dengan kesegaran baru. Tapi

tidak terlalu lama, kini digantikan angin yang semakin kencang dan arus

menderu-deru.

Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnya

partai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannya SIUPP

(izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik, diselenggarakannya

pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya, dinikmati belum sampai

sewindu, tapi sementara itu silih berganti beruntun-runtun belum terpecahkan

krisis yang tak habis-habis. Tagihan rekening reformasi ternyata mahal

sekali.

Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh dan

menyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak 1998

naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita adalah

gelombang sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosok organisasi

resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasama bahu-membahu melalui

jaringan mendunia, dengan kapital raksasa mendanainya, ideologi gabungan

yang melandasinya, dan banyak media massa cetak dan elektronik jadi pengeras

suaranya.

Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?

PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok dalam

perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi.

Sebagian berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga normal, sebagian lebih

besar, tak mau menampakkan diri.

KEDUA, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiada

perlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu

menawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat nomor

telepon genggam, serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan (kue

pancong berkumis dan lemper berbaterai) dan boneka karet perempuan yang bisa

dibawa bobok bekerjasama.

KETIGA, produser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat. Seks

siswa dengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa dengan pria

paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial ---- ditayangkan pada jam

prime time, kalau pemainnya terkenal. Remaja berseragam OSIS memang menjadi

sasaran segmen pasar penting tahun-tahun ini. Beberapa guru SMA menyampaikan

keluhan pada saya. "Citra kami guru-guru SMA di sinetron adalah citra guru

tidak cerdas, kurang pergaulan dan memalukan." Mari kita ingat ekstensifnya

pengaruh tayangan layar kaca ini. Setiap tayangan televisi, rata-rata

170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya.

KEEMPAT, 4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000 (seratus

ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer,

anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus fisiologinya, dapat diakses

tanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baik dari San Francisco, Timbuktu,

Rotterdam mau pun Klaten.

Pornografi gratis di internet luarbiasa besar jumlahnya. Seorang sosiolog

Amerika Serikat mengumpamakan serbuan kecabulan itu di negaranya bagaikan

"gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kami melawannya dengan dua telapak

tangan."

Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan situs porno diblokir pemerintah untuk

terutama melindungi anak-anak dan remaja. Pemerintah kita tidak melakukan

hal yang sama.

KELIMA, penulis, penerbit dan propagandis buku syahwat ¼ sastra dan ½

sastra. Di Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis pria.

Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan sekitarnya

mayoritas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysia berkata: "Wah, pak

Taufiq, pengarang wanita Indonesia berani-berani. Kok mereka tidak malu,

ya?" Memang begitulah, RASA MALU ITU YANG SUDAH TERKIKIS, bukan saja pada

penulis-penulis perempuan aliran s.m.s. (sastra mazhab selangkang) itu,

bahkan lebih-lebih lagi pada banyak bagian dari bangsa.

KEENAM, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan terbitan

Jepang dengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itu tampak dari kulit

luar biasa-biasa saja, tapi di dalamnya banyak gambar hubungan badannya,

misalnya (bukan main) antara siswa dengan Bu Guru. Harganya Rp 2.000.

Sebagian komik-komik itu tidak semata lucah saja, tapi ada pula kadar

ideologinya. Ideologinya adalah anjuran perlawanan pada otoritas orangtua

dan guru, yang banyak aturan ini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalam

salah satu komik itu saya baca kecaman yang paling sengit adalah pada

Menteri Pendidikan Jepang. Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yang

dikecam jadinya Menteri Pendidikan Nasional kita.

KETUJUH, produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD biru.

Indonesia kini jadi sorga besar pornografi paling murah di dunia, diukur

dari kwantitas dan harganya. Angka resmi produksi dan bajakan tidak saya

ketahui, tapi literatur menyebut antara 2 juta - 20 juta keping setahun.

Harga yang dulu Rp 30.000 sekeping, kini turun menjadi Rp 3.000, bahkan

lebih murah lagi. Dengan biaya 3 batang rokok kretek yang diisap 15 menit,

orang bisa menonton sekeping VCD/DVD biru dengan pelaku kulit putih dalam 6

posisi selama 60 menit. Luarbiasa murah. Anak SD kita bisa membelinya tanpa

risi tanpa larangan peraturan pemerintah.

Seorang peneliti mengabarkan bahwa di Jakarta Pusat ada murid-murid

laki-laki yang kumpul dua sore seminggu di rumah salah seorang dari mereka,

lalu menayangkan VCD-DVD porno. Sesudah selesai mereka onani bersama-sama.

Siswa sekolah apa, dan kelas berapa? Siswa SD, kelas lima. Tak diceritakan

apa ekses selanjutnya.

KEDELAPAN, fabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagai merek

dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecil diproduksi,

mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kios tukang rokok di

depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. Di Amerika dan Eropa

batas umur larangan di bawah 18 tahun. Negeri kita pasar besar minuman

keras, jualannya sampai ke desa-desa.

KESEMBILAN, produsen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkat keterlibatan

Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan kini sampai pada

derajat produsen dunia. Enam juta anak muda Indonesia terperangkap sebagai

pengguna, ratusan ribu menjadi korbannya.

KESEPULUH, fabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racun nikotin

57.000 orang / tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati, atau setiap 9

menit seorang pecandu rokok meninggal dunia. Pemasukan pajak 15 trilyun

(1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakit akibatnya 30 trilyun

rupiah.

Mengapa alkohol, narkoba dan nikotin termasuk dalam kategori kontributor

arus syahwat merdeka ini? Karena sifat addiktifnya, kecanduannya, yang

sangat mirip, begitu pula proses pembentukan ketiga addiksi tersebut dalam

susunan syaraf pusat manusia. Dalam masyarakat permissif, interaksi antara

seks dengan alkohol, narkoba dan nikotin, akrab sekali, sukar dipisahkan.

Interaksi ini kemudian dilengkapi dengan tindak kriminalitas berikutnya,

seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan. Setiap hari berita semacam

ini dapat dibaca di koran-koran.

KESEBELAS, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam masyarakat

permissif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi yang diperlukan.

KEDUABELAS, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat

suka-sama-suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk perjanjian

bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini prostitusi berfungsi.

KETIGABELAS, dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh unsur pertama di

atas, kasus perkosaan dan kehamilan di luar pernikahan meningkat drastis.

Setiap hari dapat kita baca kasus siswa SMP/SMA memperkosa anak SD,

satu-satu atau rame-rame, ketika papi-mami tak ada di rumah dan pembantu

pergi ke pasar berbelanja. Setiap ditanyakan apa sebab dia/mereka

memperkosa, selalu dijawab 'karena terangsang sesudah menonton VCD/DVD biru

dan ingin mencobakannya. ' Praktisi aborsi gelap menjadi tempat pelarian,

bila kehamilan terjadi.

Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwa angka

aborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15 detik seorang

calon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggal akibat dari salah satu

atau gabungan ketujuh faktor di atas. Inilah produk akhirnya. Luar biasa

destruksi sosial yang diakibatkannya.

Dalam gemuruh gelombang gerakan syahwat merdeka ini, pornografi dan

pornoaksi menjadi bintang panggungnya, melalui gemuruh kontroversi

pro-kontra RUU APP.

Karena satu-dua-atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang total kontra

menolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwat merdeka ini.

Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa di dalamnya.

Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah-sempurnaka n adalah

perlindungan bagi anak-cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadap kekerasan

pornografi. Dalam hiruk pikuk di sekitar RUU ini, terlupakan betapa dalam

usia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 tahun terpapar pornografi, situs porno

di internet naik lebih sepuluh kali lipat, lalu 40% anak-anak kita yang

lebih dewasa sudah melakukan hubungan seks pra-nikah. Sementara anak-anak di

Amerika Serikat dilindungi oleh 6 Undang-undang, anak-anak kita belum,

karena undang-undangnya belum ada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka

karena kunonya. Gelombang Syahwat Merdeka yang menolak total RUU ini berarti

menolak melindungi anak-cucu kita sendiri.

Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasi bahu-membahu

menumpang gelombang masa reformasi mendestruksi moralitas dan tatanan

sosial. Ideologinya neo-liberalisme, pandangannya materialistik, disokong

kapitalisme jagat raya.

Menguji Rasa Malu Diri Sendiri

Seorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknya yang

dimuat di sebuah media. Dia berkata, "Kalau cerpen saya itu dianggap

pornografis, wah, sedihlah saya." Saya waktu itu belum sempat membacanya.

Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenai pornografi. Begini.

Misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karya saya

itu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh di dalam karya saya itu saya

ganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak atau adik saya; lalu

kedua, karya itu saya bacakan di depan ayah, ibu, mertua, isteri, anak,

kakak, adik, siswa di kelas sekolah, anggota pengajian masjid, jamaah

gereja; kemudian saya tidak merasa malu, tiada dipermalukan, tak canggung,

tak risi, tak muak dan tidak jijik karenanya, maka karya saya itu bukan

karya pornografi.

Tapi kalau ketika saya membacakannya di depan orang-orang itu saya merasa

malu, dipermalukan, tak patut, tak pantas, canggung, risi, muak dan jijik,

maka karya saya itu pornografis.

Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya, ketika saya menilai

karya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang sama juga, yaitu bila

orang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bisa melakukan tes tersebut

dengan cara yang serupa.

Pendekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yang kini

luntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalu banyak hal.

Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpang

taufan reformasi dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga di

Indonesia. Majalah ini diam-diam jadi tempat pelatihan awal onani pembaca

Amerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian, dikalahkan internet,

sehingga jadilah publik pembaca Playboy dan publik langganan situs porno

internet Amerika masturbator terbesar di dunia. Majalah pabrik pengeruk

keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencoba menjajakan bentuk

eksploitasi kaum Hawa di negeri kita yang pangsa pasarnya luarbiasa besar

ini. Bila mereka berhasil, maka bakal berderet antri masuk lagi majalah

anti-tekstil di tubuh perempuan dan fundamentalis- syahwat-merdeka seperti

Penthouse, Hustler, Celebrity Skin, Cheri, Swank, Velvet, Cherry Pop, XXX

Teens dan seterusnya.

Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur Playboy Indonesia,

saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan, yaitu mengganti

model 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu kandung, ibu mertua, kakak, adik,

isteri dan anak perempuan mereka sendiri. Saran ini belum berlaku sekarang,

tapi kelak suatu hari ketika Playboy Indonesia keluar perilaku aslinya dalam

masalah ketelanjangan model yang dipotret. Sekarang mereka masih malu-malu

kucing. Sesudah dibuat dalam edisi dummy, promosikan foto-foto itu itu di 10

saluran televisi dan 25 suratkabar. Bagaimana? Berani? Malu atau tidak?

Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah

menduga-memperkirak an-mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang

membaca karya pornografis itu. Sesudah seseorang membaca, katakan cerpen

yang memberi sugesti secara samar-samar terjadinya hubungan kelamin, apalagi

kalau dengan jelas mendeskripsikan adegannya, apakah dengan kata-kata indah

yang dianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal, maka pembaca akan

terangsang.

Sesudah terangsang yang paling penakut akan onani dan yang paling nekat akan

memperkosa. Memperkosa perempuan dewasa tidak mudah, karena itu anak kecil

jadi sasaran. Perkosaan banyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih bau

susu bubuk belum haid yang di rumah sendirian karena papi-mami pergi kerja,

pembantu pergi ke pasar, jam 9-10 pagi.

Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanya kenapa,

umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno mereka terangsang ingin

mencoba sendiri. Merayu orang dewasa takut, mendekati perempuan-bayaran

tidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yang sangat banyak ini

(peneliti yang rajin akan bisa mendapat S-3 lewat tumpukan guntingan koran),

mungkin saja anak itu juga pernah membaca cerita pendek, puisi, novel atau

komik cabul.

Akibat selanjutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi, penularan penyakit

kelamin gonorrhoea, syphilis, HIV-AIDS, yang meruyak di kota-kota besar

Indonesia berbarengan dengan akibat penggunaan alkohol dan narkoba yang tak

kalah destruktifnya.

Akibat Sosial Ini Tak Pernah Difikirkan Penulis

Semua rangkaian musibah sosial ini tidak pernah difikirkan oleh penulis

cerpen-puisi- novelis erotis yang umumnya asyik berdandan dengan dirinya

sendiri, mabuk posisi selebriti, ke sana disanjung ke sini dipuji, tidak

pernah bersedia merenungkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh tulisannya.

Sejumlah cerpen dan novel pasca reformasi sudah dikatakan orang mendekati

VCD/DVD porno tertulis. Maukah mereka membayangkan, bahwa sesudah sebuah

cerpen atau novel dengan rangsangan syahwat terbit, maka beberapa ratus atau

ribu pembaca yang terangsang itu akan mencontoh melakukan apa yang

disebutkan dalam alinea-alinea di atas tadi, dengan segala rentetan

kemungkinan yang bisa terjadi selanjutnya?

Destruksi sosial yang dilakukan penulis cerpen-novel syahwat itu,

beradik-kakak dengan destruksi yang dilakukan

produsen-pengedar- pembajak- pengecer VCD/DVD porno, beredar (diperkirakan)

sebanyak 20 juta keping, yang telah meruyak di masyarakat kita, masyarakat

konsumen pornografi terbesar dan termurah di dunia. Dulu harganya Rp 30.000

sekeping, kini Rp 3.000, sama murahnya dengan 3 batang rokok kretek.

Mengisap rokok kretek 15 menit sama biayanya dengan memiliki dan menonton

sekeping VCD/DVD syahwat sepanjang 6o menit itu. Bersama dengan produsen

alkohol, narkoba dan nikotin, mereka tidak sadar telah menjadi unsur penting

pengukuhan masyarakat permissif-addiktif serba-boleh- apa-saja- genjot, yang

dengan bersemangat melabrak apa yang mereka anggap tabu selama ini,

berpartisipasi meluluh-lantakkan moralitas anak bangsa.

Perzinaan yang Hakekatnya Pencurian adalah Ciri Sastra Selangkang

Akhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karya penulis

yang disebut di atas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen itu lancar dibaca.

Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise sering ditulis pengarang

Indonesia yang pertama kali pergi ke luar negeri, yaitu pertemuan seorang

laki-laki di negeri asing dengan perempuan asing negeri itu. Kedua-duanya

kesepian. Si laki-laki Indonesia lupa isteri di kampung. Di akhir cerita

mereka berpelukan dan berciuman. Begitu saja.

Dalam interaksi yang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakan sikap

yang jelas terhadap hubungan kedua orang itu. Akan ke mana hubungan itu

berlanjut, juga tak eksplisit. Apakah akan sampai pada hubungan pernikahan

atau perzinaan, kabur adanya.

Perzinaan adalah sebuah pencurian. Yang melakukan zina, mencuri hak orang

lain, yaitu hak penggunaan alat kelamin orang lain itu secara tidak sah.

Pezina melakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinai.

Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinai bersekongkol dengan yang melakukan

penetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosa adalah perampok

penggunaan alat kelamin orang yang diperkosa. Penggunaan alat kelamin

seseorang diatur dalam lembaga pernikahan yang suci adanya.

Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembaga pernikahan,

dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yang tokoh-tokoh dalam

karyanya diberi peran syahwat merdeka, adalah rombongan pencuri bersuluh

sinar rembulan dan matahari. Mereka maling tersamar. Mereka celakanya, tidak

merasa jadi maling, karena (herannya) ada propagandis sastra menghadiahi

mereka glorifikasi, dan penerbit menyediakan gratifikasi. Propagandis dan

penerbit sastra semacam ini, dalam istilah kriminologi, berkomplot dengan

maling.

Hal ini berlaku bukan saja untuk karya (yang dianggap) sastra, tapi juga

untuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan direktori semacam

itu. Buku petunjuk yang begitu langsung tak langsung menunjukkan cara

berzina, lengkap dengan nama dan alamat tempat berkumpulnya alat-alat

kelamin yang dapat dicuri haknya dengan cara membayar tunai atau dengan

kartu kredit gesekan.

Sastra selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagai masalah wilayah

selangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysia pengarang-pengarang yang

mencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, maka di Indonesia pengarang sastra

selangkang mayoritas perempuan.

Beberapa di antaranya mungkin memang nymphomania atau gila syahwat, hingga

ada kritikus sastra sampai hati menyebutnya "vagina yang haus sperma".

Mestinya ini sudah menjadi kasus psikiatri yang baik disigi, tentang

kemungkinannya jadi epidemi, dan harus dikasihani.

Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan Sulawesi Selatan

naik takhta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, Sultanah atau Ratu dengan

kenegarawanan dan reputasi terpuji, maka di abad 21 ini sejumlah perempuan

Indonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompok permissif dan addiktif

sebagai penulis sastra selangkang, yang aromanya jauh dari wangi, menyiarkan

bau amis-bacin kelamin tersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari.

Dengan Ringan Nama Tuhan Dipermainkan

Di tahun 1971-1972, ketika saya jadi penyair tamu di Iowa Writing Program,

Universitas Iowa, di benua itu sedang heboh-hebohnya gelombang gerakan

perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian, arus riaknya sampai ke Indonesia.

Kaum feminis Amerika waktu itu sedang gencar-gencarnya mengumumkan

pembebasan kaum perempuan, terutama liberasi kopulasi, kebebasan berkelamin,

di koran, majalah, buku dan televisi.

Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin orang lain

itu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas-mringis seperti Gloria

Steinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya. Mereka tidak

peduli terhadap epidemi penyakit kelamin HIV-AIDS yang meruyak menyebar

seantero Amerika Serikat waktu itu, menimpa baik orang laki-laki maupun

perempuan, hetero dan homoseksual, akibat kebebasan yang bablas itu.

Di setasiun kereta api bawah tanah New York, seorang laki-laki korban

HIV-AIDS menadahkan topi mengemis. Belum pernah saya melihat kerangka

manusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinar matanya

kosong, suaranya parau.

Kematian banyak anggota kelompok ini, terutama di kalangan seniman di tahun

1970-an, tulis seorang esais, bagaikan kematian di medan perang Vietnam.

Sebuah orkestra simfoni di New York, anggota-anggotanya bergiliran mati

saban minggu karena kejangkitan HIV-AIDS dan narkoba, akibat kebebasan

bablas itu. Para pembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa

bangsa karena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya

sangat heran. Sungguh memuakkan.

Kalimat bersayap mereka adalah, "This is my body. I'll do whatever I like

with my body." "Ini tubuhku. Aku akan lakukan apa saja yang aku suka dengan

tubuhku ini." Congkaknya luar biasa, seolah-olah tubuh mereka itu ciptaan

mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kredit mencicil dari Tuhan, cuma

satu tingkat di atas sepeda motor Jepang dan Cina yang diobral di iklan

koran-koran.

Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjur masyarakat

permissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkan dalam urusan.

Percuma bicara tentang moral dengan mereka. Dengan ringan nama Tuhan

dipermainkan dalam karya. Situasi kita kini merupakan riak-riak gelombang

dari jauh itu, dari abad 20 ke awal abad 21 ini, advokatornya dengan

semangat dan stamina mirip anak-anak remaja bertopi beisbol yang selalu

meniru membeo apa saja yang berasal dari Amerika Utara itu.

Penutup

Ciri kolektif seluruh komponen Gerakan Syahwat Merdeka ini adalah budaya

malu yang telah kikis nyaris habis dari susunan syaraf pusat dan rohani

mereka, dan tak adanya lagi penghormatan terhadap hak penggunaan kelamin

orang lain yang disabet-dicopet- dikorupsi dengan entengnya. Tanpa memiliki

hak penggunaan kelamin orang lain, maka sesungguhnya Gerakan Syahwat Merdeka

adalah maling dan garong genitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dan

narkoba, menjadi perantara kejahatan, mencecerkan HIV-AIDS, prostitusi dan

aborsi, bersuluh bulan dan matahari.***

IPB, 9 Januari 2007.

LANGKAH INDONESIA UNTUK DUNIA

(Courtesy from Cerita Motivasi/Motivasi.web.id)

Ditampilkan ulang oleh : Ridwan Hardiawan (sebagai bahan renungan)

Tulisan singkat berikut berasal dari Prof Yohanes Surya. (pemimpin Kontingen dan Coach Olimpiade Fisika Indonesia)

Hasil ini menunjukkan bangsa kita punya potensi besar untuk sukses di
dunia,kita hanya perlu kerja keras untuk mencapai itu.

Beberapa kesan dari Olimpiade Fisika Dunia ke 37 Singapore 2006

1. Waktu upacara pembagian medali, Dutabesar kita duduk disamping para
dutabesar dari berbagai negara seperti filipina, thailand, dsb. Waktu
honorable mention disebutkan, ternyata tidak ada siswa Indonesia.
Dubes-dubes bertanya pada dubes kita (kalau diterjemahkan) “kok nggak ada
siswa Indonesia”. Dubes kita tersenyum saja. Kemudian setelah itu
dipanggil satu persatu peraih medali perunggu. Ada yang maju dari filipina,
thailand, kazakhtan dsb. Lagi-lagi dubes negara sahabat bertanya “kok
nggak ada siswa Indonesia?” Kembali dubes kita tersenyum. Dubes kita menyalami
dubes yang siswanya dapat medali perunggu.

Kemudian ketika medali perak disebut, muncul seorang anak kecil (masih
SMP) dengan peci sambil mengibarkan bendera kecil, dan namanya diumumkan
Muhammad Firmansyah Kasim…dari Indonesia… Saat itu dubes negara
sahabat kelihatan bingung, mungkin mereka berpikir “nggak salah nih…”. Ketika
mereka sadar, mereka langsung mengucapkan selamat pada dubes kita. Tidak
lama kemudian dipanggil mereka yang dapat medali emas. Saat itu dubes
negara sahabat kaget luar biasa, 4 anak Indonesia maju ke panggung berpeci
hitam dengan jas hitam, gagah sekali. Satu persatu maju sambil
mengibar-ngibarkan bendera merah putih . Mengesankan dan mengharukan.
Semua dubes langsung mengucapkan selamat pada dubes kita sambil berkata bahwa
Indonesia hebat.

Tidak stop sampai disitu. ketika diumumkan “the champion of the
International physics olympiade XXXVII is…….”

“Jonathan Pradhana Mailoa”. Semua orang Indonesia bersorak. Bulu kuduk
berdiri, merinding…. Semua orang mulai berdiri, tepuk tangan menggema
cukup lama… Standing Ovation….Hampir semua orang Indonesia yang hadir
dalam upacara itu tidak kuasa menahan air mata turun. Air mata kebahagiaan,
air mata keharuan…. Air mata kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar…..Segala rasa capai dan lelah langsung hilang seketika… sangat mengharukan….

2. Selesai upacara, semua orang menyalami. Orang Kazakhtan memeluk
erat-erat sambil berkata “wonderful job…” Orang Malaysia menyalami berkata
“You did a great job…” Orang Taiwan bilang :”Now is your turn…” Orang
filipina:”amazing…” Orang Israel “excellent work…” Orang Portugal:”
portugal is great in soccer but has to learn physics from Indonesia”,
Orang Nigeria :”could you come to Nigeria to train our students too?” Orang
Australia :”great….” Orang belanda: “you did it!!!” Orang Rusia
mengacungkan kedua jempolnya.. Orang Iran memeluk sambil berkata “great
wonderful…” 86 negara mengucapkan selamat… Suasananya sangat
mengharukan… saya tidak bisa menceritakan dengan kata-kata…

3. Gaung kemenangan Indonesia menggema cukup keras. Seorang prof dari
Belgia mengirim sms seperti berikut: Echo of Indonesian Victory has reached
Europe! Congratulations to the champions and their coach for these amazing
successes! The future looks bright….

Marc Deschamps.

Ya benar kata Prof. Deschamps, kita punya harapan….

Berangkat dari langkah kecil seorang Prof. Yohannes Surya yang telah lama bermukim diluar negeri, hatinya terketuk melihat bangsa ini compang-camping terseok-seok dalam kemajuan peradaban manusia, Ia merasa terpanggil untuk memajukan bangsa ini padahal diluar sana Ia sangat dibutuhkan dengan fasilitas yang luar biasa, tetapi Ia memilih untuk tetap mengabdi pada tanah airnya. Saat ini Prof. Surya bukan saja memegang Olimpiade Fisika tetapi Ia juga memegang Olimpiade Kimia, Matematika dan Biologi.

Yang terakhir Ia berhasil merebut 2 medali perak untuk Olimpiade Biologi.

Selamat berjuang saudaraku semoga langkah kecil ini menjadi tonggak awal untuk tanah air kita bersaing dalam kemajuan peradaban manusia ini. Dan menjadi inspirasi bagi setiap manusia Indonesia dalam meraih kehidupan yang bermakna bagi tanah airnya.

Rabu, 22 Agustus 2007

ASMA

Definisi Asma:

Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan.

Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 ) dikeluarkan.


http://www.infoasma.org/image/RespSystem.jpg

Bagaimana cara mengetahui asma?

Saat anda mendatangi dokter anda untuk konsultasi, dokter anda akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan keluarga anda yaitu apakah ada salah seorang anggota keluarga anda yang menderita asma? Pertanyaan ini akan mendukung pendapat mereka untuk melakukan test fungsi paru anda atau test pernafasan untuk menyakinkan hasil pemeriksaan sebelum mereka memberikan resep/obat-obatan dan terapi kepada anda.Test fungsi saluran pernafasan/paru digunakan untuk mengukur kemampuan bernafas anda. Hasil pemeriksaan rontgen paru dapat memperlihatkan jika ada sumbatan pada saluran pernafasan yang merupakan indikasi asma.

Siapa saja yang berisiko asma?

Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul segala usia, meskipun demikian, umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tigapuluh tahunan. Para ahli asma mempercayai bahwa asma merupakan penyakit keturunan dan sebagian besar orang yang menderita asma karena allergi terhadap sumber allergi tertentu.

Gejala Asma

Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. Gambar dibawah ini adalah gambar penampang paru dalam keadaan normal dan saat serangan asma.

http://www.infoasma.org/image/index1_clip_image004.gifhttp://www.infoasma.org/image/index1_clip_image006.gif

Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya, pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak napas hebat dan bahkan sampai seperti tercekik), tetapi di luar serangan dia sehat-sehat saja (bisa main tenis 2 set, bisa jalan-jalan keliling taman, dan lain-lain). Inilah salah satu hal yang membedakannya dengan penyakit lain (keluhan sesak pada asma adalah revesibel, bisa baik kembali di luar serangan, sementara pada PPOK adalah irreversible , tetap saja sesak setiap waktu).

Faktor Pencetus Serangan Asma

A. Faktor penjamu, faktor pada pasien

      • Aspek genetik
      • Kemungkinan alergi
      • Saluran napas yang memang mudah terangsang
      • Jenis kelamin
      • Ras/etnik

B. Faktor lingkungan

      1. Bahan-bahan di dalam ruangan :
        - Tungau debu rumah
        - Binatang, kecoa
      2. Bahan-bahan di luar ruangan
        - Tepung sari bunga
        - Jamur
      3. Makanan-makanan tertentu, Bahan pengawet, penyedap,
        pewarna makanan
      4. Obat-obatan tertentu
      5. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
      6. Ekspresi emosi yang berlebihan
      7. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
      8. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
      9. Infeksi saluran napas
      10. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika
        melakukan aktivitas fisik tertentu.
      11. Perubahan cuaca

http://www.infoasma.org/image/2.gifhttp://www.infoasma.org/image/3.gifhttp://www.infoasma.org/image/4.gifhttp://www.infoasma.org/image/5.gifhttp://www.infoasma.org/image/6.gifhttp://www.infoasma.org/image/1.gif

Bagaimana asma diobati?

Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan menghindari fa k tor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma secara cepat/jangka pendek yaitu dengan menggunakan ob at pelega saluran pernafasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma. Pengobatan jangka panjang yang berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma adalah dengan menggunakan obat-obatan seperti steroid berfungsi untuk tetap membuat saluran pernafasan terbuka dan menggurangi pembengkakan.

Bagaimana asma dimonitor?

Anda dapat memonitor asma dirumah dengan menggunakan alat yang disebut “Peak Flow Meter”. Alat ini akan memperlihatkan ukuran kecepatan maksimal udara yang dapat dihembuskan oleh paru-paru anda. Dengan memonitor puncak hembusan nafas anda setiap hari, anda dapat memprediksi dan mengambil tindakan pencegahan agar tidak mengalami serangan asma.