Kamis, 31 Januari 2008

TERMASUK TYPE MANUSIA APAKAH ANDA ?

Agar kondisi bangsa tidak semakin parah, banyak ide, gagasan maupun
seruan agar kita segera melakukan INTROSPEKSI, masing-masing individu
apalagi mereka yang memiliki pangkat dan jabatan yang menentukan kebijakan
publik hendaknya segera mengevaluasi diri, seberapa besar "andil" kita
(dalam kapasitasnya masing-masing) ikut memperkeruh suasana negara Republik
Indonesia yang kita cintai ini.
Sikap "Mau mengintrospeksi diri" merupakan sikap yang paling arif, karena
sikap tersebut merupakan kesadaran dan pengakuan bahwa apa yang sedang
terjadi saat ini, langsung atau tidak langsung merupakan resultante dari
"sikap-sikap" kita sendiri selama ini yang terakumulasi.
Adalah naif benar, apabila salah satu kelompok yang beranggotakan anak anak
bangsa dalam kondisi seperti saat ini "merasa suci", "merasa paling bersih"
atau "merasa yang paling benar".
(Memangnya dulu mereka hidup dimana ?)


Hanya kalau ada perbedaan tentang besar kecilnya "andil" karena tanggung
jawabnya pada saat itu ,...memang benar !!!. Logikanya, semakin tinggi
golongan/pangkat yang kita emban, ya sebenarnya semakin besar pula andil
yang kita miliki dalam menghasilkan kondisi seperti saat ini.
Namun kiranya tidak tepat, apabila kita selalu mengklarifikasi "siapa" yang
paling banyak andilnya, karena kita tidak akan pernah maju. apalagi sampai
menghujat, memfitnah, memutar-balikkan fakta, merusak, ataupun
membakar....yang tercapai hanyalah kemunduran. Negara kita akan semakin
ketinggalan jauh dan jangan harap kita mampu menjadi Subjek dalam era global
yang sudah diambang pintu.
Karenanya dengan dilandasi tekad untuk memperbaiki keadaan,
ada baiknya secara jujur kita masing-masing introspeksi,
termasuk type manusia apakah kita saat ini.

Diperbandingkan dengan NORMA BAIK yang berlaku, pada dasarnya manusia
dapat dibedakan dalam 4 type.

1. Type pertama adalah Manusia "YANG TAHU BAHWA DIRINYA TAHU". Type ini
merupakan kumpulan manusia yang mengerti benar akan dirinya, baik kelebihan
maupun kekurangannya. Integirtas pribadinya baik dan senatiasa bertindak
proporsional. Mereka pada umumnya juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

2. Type kedua adalah mereka "YANG TAHU BAHWA DIRINYA TIDAK TAHU" pada
umumnya manusia yang termasuk type ini ada dua macam. Pertama mereka jadi
rendah diri karena sadar akan ketidak tahuan nya. Kedua, jika mereka
memiliki kadar keimanan yang baik, mereka akan tampak sebagai manusia yang
senantiasa mau belajar untuk meng-upgrade diri.

3. Type Ketiga yaitu mereka "YANG TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA TAHU". Manusia
yang termasuk type ini umumnya kurang percaya diri, penuh keraguan dan tidak
yakin akan kemampuannya.

4. Type ke empat, "YANG TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA TIDAK TAHU". Inilah type
manusia yang paling rusak, seperti katak dalam tempurung.Sangat MERASA
PANDAI tapi TIDAK PANDAI MERASA, merasa paling benar dan tidak ada orang
lain yang benar kecuali dirinya. Setiap ada permasalahan di lingkungannya..
pasti orang lain yang disalahkan.
Mereka sering berteriak berantas KKN tapi mereka tidak sadar kalau mereka
sendiri sebenarnya juga melakukan KKN...(ya karena tidak tahu)
Mereka berteriak demokrasi, namun dalam tindakannya tidak pernah mereka
menghargai hak orang lain (ya karena ketidak tahuan-nya)
Pendek kata, untuk mengindentifikasi mereka, simak saja UCAPANNYA sebagian
besar TIDAK SAMA dengan PERBUATANNYA.

Nah... termasuk type manakah anda ? hanya hati nurani andalah yang mampu
menjawab.

You Divorce Me, When I Love You

Pernikahan adalah hal yang sakral dalam setiap kehidupan manusia, diawali dengan prosesi pengucapan kalimat Illahiyah yang merupakan komitmen seorang hamba kepada Sang Penciptanya untuk menyatukan dua mahluk yang berlainan jenis dalam ikatan yang suci serta diwalikan dengan orang tua kandung dan disaksikan oleh orang yang kita sayangi atau sanak saudara kita.

Banyak gelombang yang akan diarungi dalam bahtera kehidupan sepasang manusia yang telah berikrar tersebut oleh karena dibutuhkan suatu bahan bakar yang dinamakan cinta kasih dan kesetiaan.

Kisah dibawah ini mungkin memberikan inspirasi bahwa komitmen pernikahan harus tetap dijaga, dipupuk dan terus disemai dengan cinta, kasih sayang, saling percaya,serta saling memaafkan karena semua itu tidak terlepas dari gelombang kehidupan yang datang mendera silih berganti.

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air behans : Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran mehanskat, jalinan kasih
diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka-sangka, Rien hadir dalam kehidupanku.

Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Rien yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartemen yg kubelikan untuknya.

Rien berkata, “kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis.” Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis.” Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalau aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya.

Aku melepaskan tangan Rien dan berkata, “kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor”. Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide
perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin.

Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka.Sejujurnya ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Rien. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? ” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari dirinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

ketika istriku mengunjungi kantorku, Rien baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya. Dia
kelihatan sedikit curiga. Dia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sekali lagi, Rien berkata padaku,”He Hans, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya. “Ada sesuatu yg harus kukatakan”.

Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir. “Aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.

Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku,tapi ia bertanya secara lembut,”kenapa?” “Aku serius.”Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku, “Kamu
bukan laki-laki!”.

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi
oleh Rien.

Dengan perasaan yg amat bersalah, aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan
sakit dalam hati. Wanita yg telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa menarik kembali apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.
Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya : ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana : Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Hans, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah
kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan
ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.” Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana
romantis.

Aku memberitahukan Rien soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yg ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh Kata- katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,”wah, papa membopong mama, mesra sekali”. Kata-katanya membuatku merasa sakit. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan dirinya dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,”mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku
melihat bahwa ia tidak muda lagi. Beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana.” Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

Bayangan Rien menjadi samar.

Pada hari kelima dan keenam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yg telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa
semakin erat.

Aku tidak memberitahu Rien tentang hal ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang”

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat, “semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba aku menyadarinya, sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit.

Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong mama keluar.” Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.” Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”.

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Rien membuka pintu. Aku berkata padanya,” Maaf Rien, aku tidak ingin bercerai. Aku serius”.

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam.” Kutepiskan tanganya dari dahiku. “Maaf Rien, aku cuma bisa bilang maaf padamu, aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan
menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”.

Rien tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor.

Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga. Ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjualnya bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum dan menulis : “Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.”

Senin, 28 Januari 2008

Costumer Service Oriented Ala Rosululloh


Oleh Ridwan Hardiawan, S.Psi

Dalam situasi persaingan didunia usaha saat ini terkadang dibutuhkan salah satu strategi pemasaran yang jitu untuk menarik perhatian konsumen untuk melirik bahkan tertarik dengan produk yang kita miliki atau untuk mengedepankan skill atau kompetensi yang kita miliki seorang individu harus memiliki salah satu kompetensi yang dimilikinya. Salah satu diantaranya kemampuan customer service orientation.

Pengertian Customer Service Adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untu memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi. Seorang tersebut harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tamunya.

Syarat memiliki skill Customer Service orientation adalah sebagai berikut :

1. Syarat Fisik :

- Menarik dari segi wajah;

- ukuran badan, misalnya tinggi badan yang ideal

Berat badan juga harus ideal, jangan melebihi berat normal yang ideal juga jangan terlalu kurus.

- Memiliki jiwa yang sehat artinya sehat jasmani dan rohaninya.

2. Syarat mental, harus memiliki :

- Mental yang kuat dalam melayani tamunya, karena dengan mental yang kuat akan memberikan kepercayaan diri yang lebih baik, memberikan keyakinan dan menimbulkan sifat kejujuran dan tanggungjawab yang besar terhadap apa yang dilakukannya.

3. Syarat Kepribadian :

- Energik dan gesit;

- Rasa humor dan selalu ingin maju;

- Mampu mengendalikan diri;

- Tidak mudah marah;

- Tidak terpancing untuk berbuat atau berkata kasar;

- Mengendalikan gerakan-gerakan tubuh yang terlalu mengesankan

4. Syarat Sosial :

- Jiwa Sosial yang tinggi;

- Bijaksana;

- Budi pekerti yang luhur;

- Pandai bergaul dengan siapapun;

- Dapat bekerjasama dengan berbagai pihak;

- Pandai bicara dan tidak kaku.

Saat ini bagaimana kita menilik kemampuan tersebut berdasarkan sudut pandang islami; salah satu acuannya adalah keteladanan dari perilaku dan keteladanan Rosulullah Muhammad SAW.

Bagaimana keteladanan Sang Rosul dapat dijadikan acuan, mari kita telaah perilaku tersebut:

Nabi Muhammad saw adalah contoh teladan terbaik dan tipologi ideal paling prima. Hal ini digambarkan oleh al-Qur’an surat Al-Ahzab, 33: 21 yang berbunyi:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

(Sesunggunya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah).

Berdasarkan ayat tersebut kita dapat mengambil suatu teori yang layak untukdikemukakan.

Rosulullah adalah manusia yang apabila kita bertemu atau meminta pendapat tentang suatu masalah maka kita akan sangat terpuaskan dengan untaian kalimatnya dan apabila kita memandangnya maka kita akan menemukan keteduhan didalamnya.

"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur."

Alangkah indahnya hidup ini sekiranya kita ditakdirkan memiliki kondisi hati yang membuat kita selalu merasakan nikmat dan bahagia setiap kali melihat kebaikan tersebar di muka bumi ini. Juga selalu merasakan nikmat dan lezat manakala kita sendiri berbuat kebaikan. Dan bahkan setiap desah nafas kita adalah cerminan rindunya senantiasa untuk dapat melakukan aneka kebaikan dan rindu pula akan semakin banyaknya saudara-saudara kita yang ikhlas dan sungguh-sungguh dalam menyebarkan kebaikan.

Islam mengajarkan untuk menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan dalam hidup semua insannya, oleh karena itu adalah salah satu syarat untuk kemampuan individu untuk mampu melayani orang banyak (customer service). Pernah suatu ketika sedang diadakan majelis oleh Rosulullah dengan dihadiri oleh sahabat dan para pengikutnya, karena banyaknya jamaah yang hadir ada salah seorang sahabatnya terlambat dan tidak mendapatkan tempat, dengan sabarnya Rosul membuka selendangnya dan memberikannya kepada sahabatnya tersebut untuk alas duduknya dan Rosulullah bertanya kenapa tidak digunakan selendangnya untuk alas duduk sang sahabat tidak tega malah menciumi selendang tersebut.

Anas bin Malik r.a. berkata:

“Tiada seorangpun yang paling mereka sukai selain Rasulullah saw. Walaupun demikian, apabila mereka melihat Nabi saw., tidak ada yang berdiri (untuk menyambutnya), karena mereka tahu beliau tidak menyukai hal itu”.

Rosulullah tidak senang dielu-elukan dia sangat rendah hati dan selalu senang menjamu tamunya dengan baik walau dengan kesederhanaan dan sangat sopan serta ramah kepada setiap orang yang dijumpainya.

Dari hal tersebut dapat kita simpulkan untuk menempuh suatu customer service oriented maka harus melalui beberapa prasyarat dasar secara sederhana dapat kita simpulkan :

1. Senyum : Senyum merupakan shodaqoh yang paling kecil tingkatannya namun manfaatnya sangat besar Rosulullaoh sangat murah senyum dan digambarkan wajahnya terang benderang bagaikan bulan purnama. Senyum merupakan jendela hati dengan senyuman yang tulus akan terlihat warna hati yang mencerminkan keterbukaan akan hati yang tulus.

2. Salam : Salam adalah mendoakan bagi orang lain, ucapkan salam dengan menebarkan doa bagi sesama, Rosululloh selalu mengucapkan salam setiap beliau bertemu dengan orang lain.

3. Sapa : sapalah orang lain dengan panggilan yang baik, seperti Rosul menyapa para sahabatnya dengan panggilan yang baik, atau beliau menyapa istri-istrinya dengan panggilan-panggilan terhormat karena beliau adalah orang terhormat yang sangat rendah hati.

4. Sopan : Kesopanan merupakan perlambang keluhuran budi pekerti manusia, Rosululloh selalu bertingkah laku sopan kepada siapapun meski beliau dihujat, dicaci maki bahkan dianiaya tidak pernah menampilkan wajah sinis atau kebencian sehingga orang merasakan kasih sayang diwajahnya.

5. Santun : dalam bertutur kata menggunakan bahasa yang baik, dengan intonasi suara yang rendah dan gerak gesture tubuh yang secukupnya tidak berlebih-lebihan. Hal tersebut merupakan khas Rosulullah dalam menampilkan ucapan kata-katanya meski begitu beliau sangat tegas dan tidak dapat ditawar-tawar dalam menegakan aqidah.

6. Sederhana : Kesederhanaan atau kebersahajaan dalah salah satu ciri khas Rosulullah dalam setiap bertemu dengan para pengikutnya. Meski baju yang dipakai sangat sederhana bagi ukuran manusia mulia pemimpin umat sampai akhir dunia. Tidak berlebih-lebihan dalam menampilkan diri dan tetap menampilkan yang terbaik bagi orang banyak.

Semoga contoh keteladanan yang ditampilkan oleh Rosulullah menjadi cerminan bagi kita untuk tetap menampilkan yang terbaik bagi hidup kita yang singkat ini.

Senin, 21 Januari 2008

SDM BERBASIS SYARIAH


Oleh: Ridwan Hardiawan, S.Psi

Banyak jenis pengembangan SDM yang sudah diterapkan di dunia usaha terlebih lagi sistem yag diadopsi dari dunia barat terkadang hanya bagus dalam pengembangan managementnya, tetapi tidak berkembang pada kemampuan individunya. Individu hanya taat pada aturan yang dijalankan perusahaan tapi bukan pada kemampuan individunya.

Sedangkan Manajemen SDM berbasis syariah mengatur individunya akan ketaatan kepada sang penciptanya yang pada akhirnya meningkatkan kinerja individunya, karena sang individu diatur secara agamis akan norma-norma, sangsi, reward dan punishment walaupun sangsi, reward atau punishment tidak langsung diterima pada saat individu tersebut melakukan kesalahan atau kebaikan. Karena hal tersebut diatur dalam panduan agama seperti Al Quran dan Alhadits atau ijma dan qiyas dari para ulama atau pemimpin agama.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu keyakinan yang kuat dari individu tersebut untuk melakukannya dengan merubah paradigma yang mereka pahami bahwa agama atau menjalankan Syariah selama ini masih dianggap sebagi ibadah rutin, seperti sholat, zakat, haji. Syariah itu sendiri harus dipahami secara umum karena dalam bahasa itu bermakna syar'i atau jalan menuju mata air dan jalan menuju kehidupan. Syariah itu juga bukan hanya dari sisi ekonomi. Kita juga suka salah, yang dimaksud itu merupakan muamalah. Tugas kita adalah bagaimana mengintegrasikan hukum dan nilai yang kita ambil dari Al-Quran dan As-sunnah masuk dalam kehidupan ekonomi, produksi, distribusi, marketing dan keuangan, itu satu tantangan dalam menginternalisasi nilai-nilai ini.
ada beberapa cara untuk merubah paradigma tersebut yang secara konseptual bisa dikembangkan untuk memajukan individu sebagai bagian dari orang yang menjalankan yaitu tujuh langkah yang harus dilakukan. Pertama Konseptual Development, artinya konsepsi-konsepsi dari Al-Quran dan As-sunnah kita harus gali, sehingga relevan dengan yang kita butuhkan. Yang kedua, dari sisi Legal Frame Work, bagaimana supaya itu kokoh harus didukung oleh peraturan baik perda ataupun UU, surat keputusan direksi dari level manapun, sehingga bisa kokoh. Ketiga, hal itu nantinya bisa dituangkan ke dalam Policy (kebijakan). Kita harus membantu supaya itu ter-Akselerasi, kalau memungkinkan ada keterlibatan institusi didalamnya, sehingga kita tidak duduk di menara gading, tetapi bisa ke lapangan. Kemudian untuk menjadi industri, maka kita harus mendorongnya supaya bisa bergerak. Yang keenam, adalah Regeneration, kita harus menyiapkan kader-kader untuk memastikan ini bisa berkelanjutan, dan setiap saat kita harus bisa melakukan Sosialisasi, sehingga diketahui oleh banyak orang. Inilah kerja bersama para teknokrat, ulama dan juga pemerintah.

Penerapan syariah disegala bidang saat ini sudah banyak diterapkan meski hanya sebagian kecil bahkan Negara Singapura, begitu tahu, langsung melakukan modifikasi pada penerapannya ke dalam sistem yang ada, sehingga bisa memastikan dana-dana Timur Tengah itu masuk. Bahkan Jepang juga melakukan itu, serta salah satu negara bagian di Jerman sudah mulai melirik hal itu, begitu juga dengan China. Saya khawatir Indonesia akan ketinggalan dalam hal melakukan deregulasi kebijakan sektor finansial. Walaupun pembinaan perbankan syariah dan pembinaan asuransi syariah sudah ada, tetapi masih belum ditingkatkan.

Manajemen syariah itu universal, karena manajemen itu lebih kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, strategi. Karena melihat keempat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Terutama dari sisi SDM, sisi operasi, dari sisi pemasaran, dan keuangan. Ini yang standar-standar saja, dan ini semua bisa dimasukan oleh norma manajemen. Hal itu juga seperti dikatakan dalam Al-Quran, Sunnah, rukun Islam, rukun iman dan sepanjang sejarah mereka memiliki kebijakan itu. Bahkan dalam ritual-ritual seperti doa, sholat, puasa bisa sangat berpengaruh ke dalam efektivitas manajemen terutama untuk pengembangan SDM, serta untuk manajemen keuangan dapat lebih transparan.

Untuk efektivitasnya, diperlukan adanya norma perusahaan, apa yang disebut langkah-langkah strategis, serta ada yang disebut visi dan misi, maka dari situ dituangkan dalam peraturan kerja kemudian dipadukan dengan sistem manual, yang berasal dari keahlian paling dasar dan hal yang bersifat kuantitatif, serta nilai-nilai yang diadopsi, sehingga ujung-ujungnya bisa kuantitatif. Asalnya normatif kemudian diikat dengan Standard Operating Procedures (SOP), ujungnya bisa menjadi kuantatif. Sebagai contohnya kita melakukan pemasaran, kita harus jujur, tidak boleh berbohong, kita harus menyampaikan apa adanya, inikan sesuatu yang soft. Mengandalkan kejujuran dan apa yang dituangkan dalam brosur, jangan berbicara diluar kandungan yang asli. Dan jika terjadi proses diskon dari harga, harus benar manajemen keuangannya, kemudian ditransfer ke dalam lembaga keuangan syariah. Dan jika dipublikasikan dimedia, jangan membuka aurat. Itukan semua norma tapi menjadi sesuatu yang konkret dengan satu aturan yang bernama manajemen.

Selasa, 08 Januari 2008

KESETARAAN GENDER (APAKAH PERLU DIPERDEBATKAN ?)


Ridwan Hardiawan S.Psi


Dalam menempatkan seseorang pada suatu posisi tentu dibutuhkan suatu kualifikasi yang sesuai dengan posisi tersebut, kualifikasi bisa disusun melalui tingkat kompetensi , faktor pendidikan, pengalaman kerja, dan tidak lupa pula mempertimbangkan tingkat resiko pekerjaan. Semakin tinggi tingkat resiko suatu pekerjaan tentunya membutuhkan seseorang yang ahli dibidangnya dan mungkin membutuhkan gender tertentu untuk menduduki posisi tersebut.

Sebagai contoh sebagai operator crane untuk pembangunan high risk tower tentunya selain skill yang kompeten tentunya dibutuhkan seseorang yang taft untuk bekerja dibawah tingkat resiko yang tinggi yaitu diatas ketinggian sampai lebih dari 50 meter dan bertahan dalam segala macam kondisi cuaca dan duduk berjam-jam untuk mengoperasikan crane tower tersebut. Tentunya hal tersebut membutuhkan tenaga lak-laki yang berpengalaman.

Dalam posisi tertentu juga dibutuhkan tenaga kerja perempuan, tentunya dengan keahlian tertentu, sekarang bagaimana apabila kesetaraan gender menjadi polemik dalam masyarakat dunia saat ini terutama di Indonesia. Bahkan banyak kaum perempuan yang meminta agar di seimbangkan baik kuantitas ataupun kualitas pada posisi tertentu, sebagai contoh belakangan ini kaum perempuan menuntut hak keanggotaan yang berimbang di parlemen Indonesia.

Bagaimana Islam memandang fenomena ini , tentunya Islam memiliki pandangan tersendiri terhadap fenomena ini :

Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antara lelaki dan perempuan maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa (QS 49: 13).

Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan.

Hak-hak Perempuan

Al-Quran berbicara tentang perempuan dalam berbagai ayatnya. Pembicaraan tersebut menyangkut berbagai sisi kehidupan. Ada ayat yang berbicara tentang hak dan kewajibannya, ada pula yang menguraikan keistimewaan-keistimewaan tokoh-tokoh perempuan dalam sejarah agama atau kemanusiaan.

Secara umum surah Al-Nisa' ayat 32, menunjuk kepada hak-hak perempuan:

Bagi lelaki hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya dan bagi perempuan hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa hak yang dimiliki oleh kaum perempuan menurut pandangan ajaran Islam.

Hak-hak Perempuan dalam Bidang Politik

Salah satu ayat yang seringkali dikemukakan oleh para pemikir Islam dalam kaitan dengan hak-hak politik kaum perempuan adalah yang tertera dalam surah Al-Tawbah ayat 71:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah awliya' bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang ma'ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Secara umum, ayat di atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan kerja sama antarlelaki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan yang dilukiskan dengan kalimat menyuruh mengerjakan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.

Kata awliya', dalam pengertiannya, mencakup kerja sama, bantuan dan penguasaan, sedang pengertian yang dikandung oleh "menyuruh mengerjakan yang ma'ruf" mencakup segala segi kebaikan atau perbaikan kehidupan, termasuk memberi nasihat (kritik) kepada penguasa. Dengan demikian, setiap lelaki dan perempuan Muslimah hendaknya mampu mengikuti perkembangan masyarakat agar masing-masing mereka mampu melihat dan memberi saran (nasihat) dalam berbagai bidang kehidupan.193

Keikutsertaan perempuan bersama dengan lelaki dalam kandungan ayat di atas tidak dapat disangkal, sebagaimana tidak pula dapat dipisahkan kepentingan perempuan dari kandungan sabda Nabi Muhamad saw.:

Barangsiapa yang tidak memperhatikan kepentingan (urusan) kaum Muslim, maka ia tidak termasuk golongan mereka.

Kepentingan (urusan) kaum Muslim mencakup banyak sisi yang dapat menyempit atau meluas sesuai dengan latar belakang pendidikan seseorang, tingkat pendidikannya. Dengan demikian, kalimat ini mencakup segala bidang kehidupan termasuk bidang kehidupan politik.

Hak-hak Perempuan dalam Memilih Pekerjaan

Kalau kita kembali menelaah keterlibatan perempuan dalam pekerjaan pada masa awal Islam, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Islam membenarkan mereka aktif dalam berbagai aktivitas. Para wanita boleh bekerja dalam berbagai bidang, di dalam ataupun di luar rumahnya, baik secara mandiri atau bersama orang lain, dengan lembaga pemerintah maupun swasta, selama pekerjaan tersebut dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya.

Secara singkat, dapat dikemukakan rumusan menyangkut pekerjaan perempuan yaitu bahwa "perempuan mempunyai hak untuk bekerja, selama pekerjaan tersebut membutuhkannya dan atau selama mereka membutuhkan pekerjaan tersebut".

Pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada masa Nabi cukup beraneka ragam, sampai-sampai mereka terlibat secara langsung dalam peperangan-peperangan, bahu-membahu dengan kaum lelaki. Nama-nama seperti Ummu Salamah (istri Nabi), Shafiyah, Laila Al-Ghaffariyah, Ummu Sinam Al-Aslamiyah, dan lain-lain, tercatat sebagai tokoh-tokoh yang terlibat dalam peperangan. Ahli hadis, Imam Bukhari, membukukan bab-bab dalam kitab Shahih-nya, yang menginformasikan kegiatan-kegiatan kaum wanita, seperti Bab Keterlibatan Perempuan dalam Jihad, Bab Peperangan Perempuan di Lautan, Bab Keterlibatan Perempuan Merawat Korban, dan lain-lain.

Di samping itu, para perempuan pada masa Nabi saw. aktif pula dalam berbagai bidang pekerjaan. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti Ummu Salim binti Malhan yang merias, antara lain, Shafiyah bin Huyay196 --istri Nabi Muhammad saw. Ada juga yang menjadi perawat atau bidan, dan sebagainya.

Hak dan Kewajiban Belajar

Terlalu banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi saw. yang berbicara tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada lelaki maupun perempuan. Wahyu pertama dari Al-Quran adalah perintah membaca atau belajar,

Bacalah demi Tuhanmu yang telah menciptakan... Keistimewaan manusia yang menjadikan para malaikat diperintahkan sujud kepadanya adalah karena makhluk ini memiliki pengetahuan (QS 2:31-34).

Baik lelaki maupun perempuan diperintahkan untuk menimba ilmu sebanyak mungkin, mereka semua dituntut untuk belajar:

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim (dan Muslimah).

Para perempuan di zaman Nabi saw. menyadari benar kewajiban ini, sehingga mereka memohon kepada Nabi agar beliau bersedia menyisihkan waktu tertentu dan khusus untuk mereka dalam rangka menuntut ilmu pengetahuan. Permohonan ini tentu saja dikabulkan oleh Nabi saw.

Al-Quran memberikan pujian kepada ulu al-albab, yang berzikir dan memikirkan tentang kejadian langit dan bumi. Zikir dan pemikiran menyangkut hal tersebut akan mengantar manusia untuk mengetahui rahasia-rahasia alam raya ini, dan hal tersebut tidak lain dari pengetahuan. Mereka yang dinamai ulu al-albab tidak terbatas pada kaum lelaki saja, tetapi juga kaum perempuan. Hal ini terbukti dari ayat yang berbicara tentang ulu al-albab yang dikemukakan di atas. Setelah Al-Quran menguraikan tentang sifat-sifat mereka, ditegaskannya bahwa:

Maka Tuhan mereka mengabulkan permohonan mereka dengan berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik lelaki maupun perempuan..." (QS 3:195).

Ini berarti bahwa kaum perempuan dapat berpikir, mempelajari dan kemudian mengamalkan apa yang mereka hayati dari zikir kepada Allah serta apa yang mereka ketahui dari alam raya ini. Pengetahuan menyangkut alam raya tentunya berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga dari ayat ini dapat dipahami bahwa perempuan bebas untuk mempelajari apa saja, sesuai dengan keinginan dan kecenderungan mereka masing-masing.

Tentunya masih banyak lagi yang dapat dikemukakan menyangkut hak-hak kaum perempuan dalam berbagai bidang. Namun, kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah bahwa mereka, sebagaimana sabda Rasul saw., adalah Syaqa'iq Al-Rijal (saudara-saudara sekandung kaum lelaki) sehingga kedudukannya serta hak-haknya hampir dapat dikatakan sama. Kalaupun ada yang membedakan, maka itu hanyalah akibat fungsi dan tugas-tugas utama yang dibebankan Tuhan kepada masing-masing jenis kelamin itu, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain:

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bermohonlah kepada Allah dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS 4:32).

Maha Benar Allah dalam segala firman-Nya.