Senin, 29 Oktober 2007

Inspirasi Peperangan Islam

Peperangan Islam yang terkenal adalah perang salib I dan II yang dipimpin oleh ksatria Islam Panglima Perang yang tangguh dan dicintai oleh Sang Penciptanya yaitu Shallahudin Al Ayubbi atau biasa dikenal dengan Sultan Salladin beliau adalah Panglima Perang yang adil dan bijaksana serta Humanis yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Demikian cuplikan ceritanya :

"Setelah shalat subuh tanggal 4 Juli 1187 pasukan Salahuddin mengepung posisi pasukan Salib. Begitu ketat pengepungan itu, sejarawan dari pasukan Salib menuliskan di dalam catatannya, “Bahkan kucing pun tidak akan dapat lolos dari jerat itu.” Ketika fajar menyingsing, serunai dari pasukan muslim berbunyi menandakan serbuan dimulai. Pasukan Salib yang terkepung menyerang dengan membabi-buta. Melihat pasukan Kristen menyerang, pasukan Salahuddin tidak membalas. Mereka malah membuka barisan mereka membentuk huruf “U” membiarkan pasukan Salib lewat. Begitu bukaan itu ditutup kembali, maka pasukan Salib itu menemukan ajal mereka.

Pasukan muslim sesudah itu melancarkan serangan bertubi-tubi menghabisi pasukan Kristen. Pasukan Salib memberikan perlawanan tanpa mampu berbicara, dan satu demi satu mereka dihabisi pedang pasukan Salahuddin. Ketika pertempuran masih berlangsung, sisa-sisa ksatira Salib berhimpun di sekitar kemah raja Guy. Putera Salahuddin ketika melihat sejumlah kecil pasukan Salib berhimpun di sekitar kemah Guy, berteriak memanggil ayahandanya bahwa kaum kafir telah dihabisi. Ayahandanya menjawab, selama kemah itu belum rebah perang belum dimenangkan, habisi mereka! Di dalam kemahnya Guy yang sedang gemetar memegang erat-erat Salib Suci-nya. Seorang prajurit muslim masuk dan menyerang himpunan ksatria Salib yang tersisa, dan tidak lama kemudian kemah itu rebah rata dengan tanah..

Para panglima dan komandan pasukan Salib yang masih hidup ditawan dan dikumpulkan di perkemahan Salahuddin. Seorang komandan pasukan muslim rupanya telah mendirikan sebuah kemah khusus untuk maksud itu. Prajurit rendahan Kristen dijadikan budak. Konon dicerirtakan, seorang prajurit muslim begitu banyak mendapat budak tawanan, ia menawarkan untuk menukar seorang tawanannya dengan sepasang sepatu. Terhadap ksatria Templar, Salahuddin tidak memberikan pengampunan, kecuali terhadap pimpinannya, Gerard de Ridefort. Setiap ksatria Templar dan Hospitaller dipaksa bertekuk lutut untuk kemudian dipancung oleh seorang algojo muslim
.

Di kemahnya Salahuddin membebaskan para pangeran yang tertawan dengan uang tebusan yang tinggi. Raja Guy dari Jerusalem yang kehausan dan ketakutan bertiarap di tanah memohon air. Salahuddin memberinya semangkok air dan Guy meminumnya tergopoh-gopoh. Guy menawarkan air itu kepada Reynald yang terus memandang ketika Guy minum. Salahuddin melihat keadaan itu segera bangkit dari tempat duduknya dan menendang mangkok air dari tangan pangeran Antiochia itu. Tradisi perang memang demikian. Bila sang pemenang mengizinkan seseorang minum air dari mangkok miliknya, hal itu menjadi isyarat bahwa nyawanya selamat. Tetapi rupanya tidak demikian halnya dengan Reynald. Keputusan hukuman mati baginya telah menjadi kenyataan.

Kemurkaan Salahuddin tidak terbendung, karena Reynald menghujat Nabi Muhammad, Junjungan kaum muslimin. Salahuddin menghunus pedangnya dan sekali tebas memotong salah satu lengan Reynald. Sebelum lengan yang jatuh itu mencapai tanah, seorang prajurit muslim menebas leher Reynald, sehingga kepala itu terlepas dari badannya. Pada saat itu Salahuddin menoleh kepada raja Guy dari Jerusalem dan berucap, “Jangan takut, tidak ada kebiasaan seorang raja membunuh raja.” Raja Guy dibebaskan setahun kemudian pada tahun 1188 dari penjara Nablus sebagai seseorang yang sudah kehilangan harapan hidup, begitu juga para ksatria Templar dan Salib yang dikalahkan di Palagan Hattin. Sultan Salahuddin Al Ayyubi meninggal di Damsyik pada usia 55 tahun. Adiknya Sultan Al Malikul Adilsyah Al Ayyubi berhasil menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil Islam yang ada untuk menghadapi bala-tentara Salib".

Sebelumnya para penduduk dan bala tentara Muslim sangat kehilangan motivasi saat kehilangan Masjidil Aqsa, oleh karena itu Sang Panglima Perang Shallahudin Al Ayyubi mengadakan sayembara menciptakan pujian-pujian bagi Alloh dan Rosulullah berupa Shalawat atau mars Islami. Maka sayembara tsb dimenangkan oleh Ahmad Al-Barzanzi yang saat ini dikenal dengan shalawat Barzanzi yang dikumandangkan saat Maulud Nabi Muhammad SAW.

Dengan adanya Barzanzi ini secara signifikan meningkatkan semangat/Ghiroh para pejuang Islam, maka terbakarlah ghiroh Islami ini ditunjang lagi denga Figur sang Panglima Perang yang bersahaja lagi bertaqwa semakin bertambahlah semangat keislaman mereka untuk terlepas dari penjajahan kaum Crusader.

Kisah inilah yang patut dijadikan inspirasi bagi kaum Muslimin khususnya di Indonesia bahwa kita harus bangkit dari keterpurukan ini dengan bekerja keras tanpa melupakan berdoa dan berniat menuju yang terbaik bagi kehidupan kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk melepaskan diri dari ujian dan cobaan yang tersurat dalam Surah AlQuran " Alloh tidak akan menguji diluar kemampuan hambanya".

ayo saudaraku bangkitlah dari keterpurukan ini :

- Saudaraku Penjual Bakso buatlah bakso dengan jujur dan enak tanpa menggunakan Boraks

- Saudaraku kondektur dan sopir bus patuhilah aturan lalu lintas dan jagalah keselamatan penumpang dan diri sendiri.

- Saudaraku para PNS bekerjalah yang jujur dengan loyalitas yang tinggi untuk negaramu tanpa KKN

- Saudaraku Karyawan Swasta bekerjalah dengan etos kerja yang tinggi dan rajin

- saudaraku Pelajar dan mahasiswa belajarlah dengan giat dan rajin kembangkan potensimu adikku agar ketika lulus engkau dapat memiliki kompetensi yang siap pakai.

- Saudaraku yang masih menganggur pantang menyerah tetaplah mencari pekerjaan atau ciptakan lapangan pekerjaan dan jangan lupa berdoa.

semoga niat suci ini senantiasa mendapat barokah dari Alloh SWT dan sedikit-sedikit dapat mengangkat kita dari keterpurukan ini. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar